KONSUMEN mobil dewasa ini semakin banyak yang memilih kendaraan yang lebih kompak, gesit, dan terutama hemat bahan bakar. Pilihan itu mudah dipahami. Kemacetan di kota-kota besar, ruang parkir yang semakin sempit, merupakan alasan utamanya. Itu sebabnya popularitas kendaraan jenis city car semakin melesat belakangan ini. Jenis kendaraan ini juga murah perawatannya dan nilai pajaknya juga rendah. Umumnya city car tergolong rendah buangan emisinya.
Menguatnya tren pada mobil-kota ini juga terlihat dari data Gabungan Industri Kendaraan bermotor. Pada tahun 2010, mobil-kota melesat naik 469,9 persen dibandingkan tahun 2009. Jumlah unit terjualnya naik berlipat-lipat: dari 2.912 unit menjadi 16.597 unit. Rupanya ini tren di dunia global. Penjualan global city car hingga akhir tahun 2011 ini telah mencapai 220 ribu unit. Pada umumnya harga kendaraan tersebut berkisar pada angka Rp 95 juta-an hingga Rp 130 juta-an –tergantung merek dan fitur yang ditawarkan mobil tersebut.
Bagaimana mengkategorikan city car? Bukan hanya berdasarkan harga. Anda perlu melihat dimensi bodi, kapasitas mesin dan daya angkut penumpang. Sebagai contoh mobil Esemka yang sedang naik daun itu. Meskipun harganya lebih murah dari kendaraan city car lain seperti sebuah merk dari Korea, namun kategorinya sudah bukan lagi city car.
Esemka bisa mengangkut tujuh penumpang dengan panjang melebihi lima meter, lebar 1,7 meter, dan kapasitas mesin 1.500 cc. Sedangkan city car biasanya berisi maksimal lima penumpang, memiliki panjang tak lebih 3,7 meter, dan kapasitas mesin 1.200 cc. Tetapi Esemka mempunyai keunggulan sebagai sport utility vehicle (SUV) besar 4X2 (dengan penggerak dua roda, depan atau belakang saja, seperti jeep atau kendaraan niaga). Fitur milik Esemka sudah setara seperti jenis city car yang lain. Misalnya power steering, sensor parkir, power windows, air conditioner dan pemutar cakram musik. Esemka juga memiliki ground clearance (jarak pijak tinggi kendaraan dari atas kendaraan hingga ke jalan) yang lebih tinggi dibandingkan umumnya city car.
Salah satu alasan orang memilih city car adalah soal bengkel perawatan. Rata-rata bengkel umum rata-rata mau menerima mobil berjenis city car. Namun dengan konsep desain yang semakin canggih dan teknologi yang ditawarkan seperti kapasitas mesin kecil dengan tenaga besar, city car sudah lebih nyaman, aman, dan menyenangkan.
Apa yang harus diperhatikan konsumen sebelum memutuskan membeli city car?
1. Bentuk bodi.
Meskipun berdimensi mungil, bentuk bodi kotak pada city car dapat lebih memaksimalkan ruang kabin dibandingkan desain berbentuk bulat. Semakin banyak lekukan pada bodi artinya semakin sempit ruang yang ada di dalam mobil. Fungsionalitasnya juga semakin berkurang untuk ukuran mobil yang kurang dari 4 meter ini.
Sebuah merk yang memproduksi city car dengan bentuknya yang kelihatan sangat kotak ternyata dapat menghasilkan ruang kabin yang sangat lapang, baik untuk penumpang depan, belakang, serta ruang bagasi.
2. Kapasitas mesin.
Ukuran mesin city car tidak lebih dari 1.200 cc. Namun untuk beberapa merek, performa dari kapasitas mesin yang kecil telah lebih maksimal dengan menggunakan teknologi seperti variable valve timing atau double continiously valve timing. Variable valve timing merupakan teknologi pada mesin yang mengatur besar dan tempo buka tutup katup pemasukan bahan bakar sesuai dengan putaran mesin. Pada double continiously valve timing, perubahan waktu buka tutup katup dilakukan dengan cara bertahap pada kedua katup masuk dan buang. Fitur ini juga dapat lebih memaksimalkan daya torsi dan tenaga yang ada. Fitur tadi terbukti menghemat penggunaan bahan bakar, karena pada putaran rendah hanya beberapa katup saja yang bekerja, di putaran-putaran atas barulah semuanya beroperasi.
Sebuah city car yang baru saja masuk pasaran Indonesia telah memasang sebuah fitur yang dikenal sebagai eco mode. Pada saat eco mode ini diaktifkan , penggunaan bahan bakar dapat dihemat sampai sekitar lima persen.
3. Posisi Mengemudi.
Memakai city car tidak berarti pengemudi harus susah payah dan tak nyaman mengendarainya. Pilih city car dengan posisi duduk dan roda kemudi yang paling pas untuk Anda. Penyetelan kursi dan pengaturan naik turun setir kemudi juga mesti mengikuti postur tubuh Anda secara maksimal. Cara mencobanya, saat Anda duduk, ulurkan kedua tangan ke posisi jam 9 lewat 15 pada lingkar kemudi. Apakah Anda merasa nyaman dengan posisi tersebut? Jika tidak, maka pertimbangkan kendaraan yang lain untuk Anda. Kebanyakan city car tak dilengkapi dengan power steering. Maka, kemudi yang berdiamater lebih besar dan pegangan yang lebih besar pula yang akan membuat kemudi kian ringan saat Anda membelokan kendaraan.
4. Posisi pintu.
Untuk memudahkan akses keluar masuk, perhatikan dengan rinci letak dan bentuk pintu, terutama pintu belakang. Pilihlah bentuk pintu yang paling nyaman untuk keluar dan masuk mobil. Ini sangat penting bagi keluarga yang sering berpergian dengan anak- anak.
5. Fitur pengaman.
Demi keamanan berkendara, perhatikan juga fitur - fitur keamanan, seperti kantung udara dan sabuk pengaman. Pastikan juga city car yang Anda minati sudah memiliki sabuk pengaman pada setiap tempat duduk. Perhatikan juga posisi jok untuk meletakkan kursi bayi dan ruang bagasi yang lapang. Sistem kunci pengaman anak (childlock) harus menjadi pertimbangan utama, terutama yang sering bepergian membawa anak kecil di kursi belakang. Bagi kendaraan yang belum dilengkapi sabuk pengaman pada tempat duduk di baris ketiga, Anda dapat melengkapinya dengan memesannya sebagai perangkat opsional.
Selamat memilih city car terbaik untuk Anda.
KLIK DISINI UNTU INFO CARA SMART BELI MOBIL
sumber: tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar