Wakil Gubernur Banten, Rano Karno (kanan), menunjukkan foto putranya, Raka Widyarma, yang disimpan di ponsel kepada para wartawan dalam jumpa pers di kediamannya di kawasan Cinere, Sabtu (10/3/2012) malam. Didampingi ayah kandung Raka, Piter Hidayat (kiri), Rano menceritakan perihal peristiwa penangkapan Raka oleh polisi terkait kepemilihan pil ekstasi.
JAKARTA, Rano Karno mengungkapkan kegundahan hatinya setelah anaknya Raka Widyarma (20) mendekam dalam tahanan Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta. Menurut Rano, ini klimaks dari depresi Raka yang dihadapinya sejak duduk di bangku SD.
Raka adalah anak angkat Rano. Ia diadopsi sejak satu minggu setelah dilahirkan dari keluarga sahabat Rano, Piter Hidayat. Selama sekitar 18 tahun Rano menyimpan rahasia itu dan berusaha menyatakan pada Raka bahwa ia adalah anak Rano.
Namun, kata Rano, ia juga tidak bisa menutupi obrolan di luar sana. Kabar bahwa Raka bukan anaknya tersebar hingga ke teman-teman Raka. Teman-teman Raka di sekolahnya sering mengejek Raka. Putra Rano yang introvert ini kemudian memendam kesedihannya bertahun-tahun.
Rano mengaku ia dan keluarga sempat membawa Raka ke psikiater karena kecenderungan emosinya labil, mudah stres. Raka diberikan semacam obat penenang dari dokter agar kondisi kejiwaannya tetap tenang dan tidak mudah depresi. Rano tahu anaknya stres dan mencari pelarian. Ia mengaku berusaha untuk membuat anaknya tak terpojok. Ia memahami betul apa yang dirasakan Raka selama bertahun-tahun.
"Saya dan istri saya memang tidak dikaruniai anak. Ini di samping saya adalah ayah kandung dari Raka. Raka adalah anak angkat saya, anak sahabat saya. Dia (Raka) depresi berat, karena banyak mendapat ledekan, tapi saya selalu yakini dia, kamu adalah anak saya," ujar Rano dengan mata berkaca-kaca saat jumpa pers di rumahnya di kawasan Cinere, Jakarta Selatan, Sabtu (10/3/2012) malam.
Di sampingnya duduk Piter Hidayat, ayah kandung Raka yang lebih banyak menunduk. Dua tahun lalu, kata Rano, ia akhirnya menceritakan pada Raka perihal Raka bukan anak kandungnya. Meski demikian, Rano mengingatkan anaknya bahwa ia tetap menjadi anak Rano yang akan menggantikannya suatu saat nanti.
Dalam peristiwa ini, Rano mengatakan, ia ingin anaknya tahu bahwa keluarga tetap akan mendukungnya untuk sembuh dari ketergantungan narkoba.
"Saya ingin support anak saya Raka. Saya tidak pernah takut dukung dia. Dia harapan saya, calon pengganti saya ketika saya tidak ada. Ini berat, tapi saya harus hadapi. Raka jangan takut. Aku ini ayahmu. Sampai kapan pun kamu anakku, kamu tanggungjawabku," tutur Rano.
Ia mengatakan, karena stres Raka sempat beberapa kali menyayat tangannya. Ia juga dua kali mengalami kecelakaan mobil, karena mengendarai mobil saat stres. "Kawan-kawan media senior sudah tahu dari dulu bahwa Raka bukan anak saya. Tapi saya minta agar tidak dipublikasikan karena kondisi Raka seperti itu. Saya tidak ingin Raka sedih dan terus berlarut-larut depresi," ujarnya.
Melihat kondisi anaknya saat ini, Rano menyatakan siap untuk memberikan kesaksian untuk anaknya di pengadilan. Ia menyatakan anaknya memang salah, tapi ia mengerti apa yang dirasakan anaknya bertahun-tahun, meski ia berusaha menyakinkan anaknya bahwa ia selalu mencintai Raka.
"Saya siap bersaksi untuk Raka. Tidak sedetikpun saya tinggalkan dia. Saya akan berada di belakangnya. Dia penerus saya, ketika saya mati nanti, saya mau dia yang mengucapkan adzan di telinga saya. Saya ingin anak saya sembuh," pungkas Rano.(kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar