"Saya bilang hal tersebut sama sekali tidak benar," tegas Vice President Communication Garuda, Pujobroto, kepada detikcom, Rabu (24/8/2011). Pujo menyatakan hal itu saat dikonfirmasi tentang keterangan jubir Garuda di Korea yang oleh media Korea tidak disebutkan namanya, bahwa perabaan payudara itu diperlukan untuk memeriksa ada tidaknya implan. Implan akan mengganggu kesehatan pramugari bila tekanan udara di kabin merosot tajam.
Pujo juga menangkis adanya dokter yang melakukan tes kesehatan dengan "teknik" perabaan itu. Yang dilakukan dokter adalah melakukan pemeriksaan sesuai standar penerbangan dan standar profesi.
"Itu tidak betul. Kalau ada dokter yang seperti itu sama sekali tidak benar. Bahwa dokter yang memeriksa itu melakukan tugasnya sesuai standar penerbangan dan profesi, mereka periksa dengan sumpah dokter. Saat pemeriksaan didampingi oleh petugas/staf lokal warga negara Korea wanita," ungkap Pujo.
Pujobroto mengatakan, tes bagi calon pramugari itu dilakukan pada 27 Juli 2011 lalu. Saat itu ada 27 calon pramugari dan mereka ada diperiksa dalam dua tahapan.
Pemeriksaan fisik dilakukan karena pramugari memiliki dua tugas yakni pelayanan dan keamanan penerbangan. Pramugari juga harus terjamin kesehatannya agar tidak mengganggu awak kabin.
Dalam pemeriksaan itu, menurut Pujobroto, dari 27 calon ada 5 calon yang tidak lulus.
Saat ditanya nama dokter yang memeriksa calon pramugari itu, Pujobroto akan mengeceknya lebih lanjut. "Saya harus cek," kata dia.
Pujobroto menambahkan, selama ini Garuda tidak pernah menyewa jasa pihak ketiga untuk merekrut pramugari di luar negeri. Garuda selalu langsung menerbangkan tim kesehatannya sendiri.
Sebelumnya, The Korea Herald mengutip kantor berita Korea, Yonhap, melansir keluhan peserta tes calon pramugari yang merasa dipermalukan. Seorang peserta tes menyebut dia disuruh tiduran dan payudaranya diperiksa oleh dokter lelaki Indonesia. Laporan serupa juga dilansir oleh kantor berita Prancis, AFP.
(detikNews)
0 komentar:
Posting Komentar