Indonesia bertekad untuk terpilih sebagai anggota dewan dalam organisasi penerbangan sipil internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) pada 2013 mendatang.
Wakil Menteri Perhubungan RI, Bambang Susantono menjelaskan, untuk mendapatkan kursi anggota dewan di 2013 mendatang, Indonesia sudah menggelar dialog-dialog dengan negara lain.
"Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan menjadi anggota council ICAO. Kita bisa berpartisipasi aktif secara langsung menyuarakan kepentingan bangsa dalam sidang pleno ICAO, jadi kita (Indonesia) tidak perlu lagi menitipkan persoalan yang hendak disampaikan kepada negara lain yang menjadi anggota," ujar Wamenhub, Bambang Susantono dalam telewicara di Jakarta, Jumat (3/2/12).
"Ditambah lagi dengan dibukanya kantor kepentingan Indonesia untuk ICAO di lantai 24 BELL Building, Montreal, Kanada, Jumat malam, sebagai langkah strategis dalam upaya pengembangan dunia penerbangan Indonesia di kancah penerbangan internasional, diharapkan dapat membuka peluang untuk berdialog dengan kalangan Eropa untuk menutup keragu-raguan mereka atas dunia penerbangan kita. Sehingga kedepannya tidak hanya delapan maskapai saja, tetapi seluruhnya dapat menerbangi langit Eropa," kata Wamenhub.
Lebih lanjut Wamenhub Bambang Susantono mengatakan, sejak 2001 atau 10 tahun sudah Indonesia tidak lagi menjadi anggota dewan (ICAO), begitupun dengan memiliki kantor kepentingan di Kanada. "Satu dan lain hal termasuk kondisi penerbangan kita saat itu yang terpuruk yang membuat kita keluar dari keanggotaan dewan (ICAO)," ujarnya.
Namun, dengan perkembangan industri penerbangan dalam negeri sepanjang 2011, ditambah pergerakan penumpang pesawat di Indonesia yang mencapai 125 juta atau naik dari 106 juta pergerakan penumpang di tahun 2010. Menurut Bambang, sudah saatnya Indonesia ikut kembali dalam keanggotaan dewan ICAO.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Kanada Dienne H Moehario mengatakan, pelaku usaha di Canada menyambut baik pembukaan kantor kepentingan Indonesia untuk ICAO di Montreal-Kanada. "Pelaku usaha di Kanada melihat Indonesia sebagai area market yang baik dan strategis untuk menjadi pasar di masa depan.
Indonesia-Kanada telah memiliki hubungan bilateral yang cukup lama. Selain menjajaki kerjasama pengadaan pesawat, kedua negara juga menjajaki kerjasama di bidang lain seperti minyak sawit, kakao, hingga sektor pertanian lain.
Saat ini terdapat 36 anggota dewan dari 190 negara anggota ICAO.
(Pikiran Rakyat Online)
0 komentar:
Posting Komentar