Bandara Internasional Soekarno-Hatta berbenah menuju bandara kelas dunia (world class) pada 2014. Pembangunan konsep besar (grand design) bandara tersibuk keempat di dunia ini akan dimulai pada awal 2012.
Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Laurensius Manurung mengatakan anggaran untuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta akan diambil dari kas internal perusahaan sebesar Rp 11,7 triliun, serta penyertaan modal pihak ketiga jika diperlukan. "Tidak tertutup kemungkinan penerbitan obligasi," kata Laurensius, Sabtu lalu.
Melalui Media Launching, grand design itu untuk pertama kalinya diperlihatkan kepada media, setelah mendapat restu dari Wakil Presiden Boediono. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Hary Bakti S. Gumay mengatakan, meski direncanakan awal tahun, dia berharap pembangunan bisa dipercepat pada akhir 2011.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan pihaknya telah siap melakukan pembangunan bandara. Menurut dia, master plan sudah siap dan saat ini sedang dilakukan penggarapan detail engineering development.
Tri mengatakan percepatan konsep besar ini akan menjadi solusi untuk mengantisipasi perkembangan bandara selama kurun 20 tahun ke depan. "Mengingat pergerakan penumpang telah mencapai dua kali lipat kapasitas yang ada," katanya.
Bandara Soekarno-Hatta yang direncanakan menampung 22 juta penumpang kini harus melayani 44,3 juta penumpang per tahun. Jumlah penumpang tersebut dilayani 14 maskapai pada jalur penerbangan domestik dan 41 di rute internasional. Adapun pergerakan pesawat mencapai 30.800 kali penerbangan pada kurun 2010.
Tri berharap, dengan mengoptimalkan dua landasan pacu, nantinya bandara mampu menampung hingga 62 juta penumpang per tahun hingga 2030.
Direktur Operasional Teknik Salahudin Rafi mengatakan, pada tahap awal pihaknya akan mengembangkan bangunan terminal 3, disusul revitalisasi terminal 1 dan 2. Pada tahap ini akan dikerjakan bangunan penghubung (integrated building) antara terminal 1 dan 2.
Bangunannya berkonsep circular (melingkar), dengan dinding hijau (green wall). Akses memisahkan terminal 1 dan 2 serta lapisan kaca (glasses) pada facade (tampak) bangunan menyatu dengan bangunan existing terminal 1 dan 2.
"Berbagai fasilitas akan kami hadirkan sehingga bukan sekadar sebagai bangunan penghubung. Kami mengorientasikan area ini sebagai kawasan aerotropolis," kata Salahudin.
Terminal kargo seluruhnya akan dipindahkan aktivitasnya dengan membangun cargo village tak jauh dari pintu gerbang belakang (M-1) dari arah Jalan Marsekal Surya Darma, Tangerang. Kargo baru akan menempati lahan 1.600 meter persegi dilengkapi dengan akses tersendiri (enclave) jalan baru di arah barat di dekat M-1.
Perkembangan kargo juga cukup fantastis. Arus barang melalui bandara ini pada 2010 mencapai 400 ribu ton per tahun dan meningkat menjadi 600 ribu per ton per tahun pada 2011.
Tentu saja pengembangan bandara ini juga membutuhkan jaringan transportasi sebagai prasarana pergerakan dari Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Banten menuju bandara. Untuk itulah, jaringan transportasi bandara dirancang sebagai sistem multimoda yang mencakup jaringan jalan raya, jalan tol, dan kereta api.
(Tempointeraktif)
0 komentar:
Posting Komentar