Dalam usaha patungan itu, AirAsia menguasai 33% saham dengan memiliki voting-right share, sisanya 67% dipegang oleh All Japan Airways (ANA), perusahaan penerbangan terbesar di Jepang dari sisi jumlah penumpang.
Penandatanganan pembentukan AirAsia Japan dilakukan hari ini oleh Dato Sri Tony Fernandes, Group CEO AirAsia dan Shinichiro Ito, Presiden dan CEO ANA, di Tokyo.
"Dengan kombinasi model bisnis AirAsia dan brand dari ANA yang begitu melekat di pasar Jepang, kami yakin AirAsia Japan mampu memberikan kemudahan aksesibilitas, kenyamanan, dan penerbangan yang efisien," ujar Ito dalam konferensi pers.
Tony mengatakan AirAsia merasa bangga karena model bisnis mereka bisa 'masuk' ke Jepang. "Kerja sama ini merupakan langkah besar dalam pertumbuhan kami karena ANA merupakan maskapai pertama yang menjadi mitra AirAsia dalam bentuk usaha patungan."
Menurut konglomerat muda itu, AirAsia Japan tidak melulu menggarap pasar penerbangan yang ada. "Kami harus menciptakan pasar karena penerbangan biaya hemat ini terkait dengan travel, perdagangan, dan turisme. Mungkin saja, tiket AirAsia Jepang bisa lebih murah dari ongkos taksi."
AirAsia Japan yang akan bermarkas di Bandara Narita, Jepang, ditagetkan mulai mengangkasa pada Agustus 2012. Sekitar September-Oktober 2011 perusahaan yakin mendapatkan Air Operator Certificate.
ANA, maskapai terbesar ke sembilan di dunia, melayani 76 tujuan baik di dalam maupun luar Jepang dengan armada 228 pesawat yang melayani 164 rute. Pada 2010, ANA mengangkut 43 juta penumpang dan pendapatan sekitar US$16 miliar.
AirAsia, maskapai low cost terbaik dunia selama 3 tahun berturut versi Skytrax, kini melayani 160 rute di Asia, Australia, dan Eropa. Meski baru berumur 9 tahun, perusahaan yang berpusat di Malaysia itu telah menerbangkan lebih dari 120 juta penumpang. Dengan modal 2 pesawat pada 2001, kini AirAsia kini memiliki lebih dari 100 pesawat.
(Bisnis Indonesia)
0 komentar:
Posting Komentar