PT Angkasa Pura II (persero) optimistis Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, mulai dibangun tahun 2012. Kini, disusun detail desain, termasuk penghitungan biayanya.
Di dalam dokumen Angkasa Pura, sebenarnya tertulis kebutuhan Rp 8,7 triliun untuk pengembangan Soekarno-Hatta. Angka itu dibantah Tri Sunoko.
Dalam rencana induk itu nantinya Soekarno-Hatta memiliki empat terminal penumpang dan satu terminal kargo. Serta ada satu gedung parkir berlantai empat berkapasitas 20.000 unit kendaraan, di antara Terminal 1 dan 2, yang terkoneksi kereta bandara.
Oleh karena lalu lintas penerbangan yang makin meninggi, maka juga akan dibangun landasan pacu (runway) ketiga. Landasan pacu ini akan dibangun di sisi utara landasan pacu Terminal 2. Angkasa Pura II akan membebaskan lahan seluas 300 hektar, untuk landasan pacu 3 dan terminal 4 itu.
Dalam rencana induk baru, ada sejumlah modifikasi desain. Salahudin Rafi, Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura II, mengatakan, Terminal 4 tak jadi dibangun di eks area kargo namun dekat landasan pacu 3. Dari lanskapnya, Terminal 4 akan berbentuk huruf H, seperti halnya Bandara Changi di Singapura.
Adapun Terminal Kargo, yang ada di sisi timur Terminal 1, akan dipindah ke utara dari Kantor Pusat Garuda Indonesia. Saat ini, area di sisi barat dari landasan pacu Terminal 2 itu masih kosong. Hanya ada Kantor Pusat Pemadam Kebakaran untuk Bandara Soekarno-Hatta dan hanggar.
Banyak investor
Tri Sunoko mengatakan, hal pertama yang dibangun adalah meneruskan pembangunan Terminal 3. Kini, terminal itu hanya mampu melayani 4-5 juta orang, nantinya mampu melayani 25 juta penumpang per tahun. Lanskap Terminal 3 pun diubah seperti huruf U, tak lagi berbentuk lima pier (dermaga).
Kemudian paralel dengan itu, dibuat area perparkiran sementara di kawasan bundaran antara Terminal 3 dan Kargo. Pemindahan perparkiran itu supaya perparkiran di Terminal 1 dan 2, yang telah dikosongkan, pun dapat segera dibangunkan gedung parkir berlantai empat itu.
Setelah Terminal 3 jadi, maka aktivitas di Terminal 1 untuk sementara dipindahkan di Terminal 3. Tujuannya, supaya Terminal 1 dapat direnovasi total. Dan setelah Terminal 1 selesai direnovasi, maka aktivitas di Terminal 2 dipindahkan ke Terminal 1 supaya Terminal 2 juga dapat direnovasi.
Akhirnya, setelah seluruh Terminal beroperasi dan daya tampung tak lagi mencukupi, maka Angkasa Pura II segera membangun Terminal 4. Hal itu setelah sebelumnya membangun secara bertahap landasan pacu 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Meskipun belum ada lampu hijau dari Kementerian BUMN mengenai rencana penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO) Angkasa Pura II, Tri Sunoko mengakui tak terlalu khawatir soal pendanaan rencana pengembangan Bandara Soekarno-Hatta.
"Banyak investor yang mendatangi kamu untuk ikut mendanai. Ini sekarang yang terpenting tak ada dulu masalah dengan masterplan-nya," kata Tri. Pekan lalu, Bank Mandiri juga sudah menggelar pertemuan dengan Angkasa Pura II untuk menjajaki pendanaan bagi proyek itu.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk bandara, dalam lima tahun ke depan membutuhkan anggaran 200 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.800 triliun. Pemerintah hanya bisa menyiapkan 60 miliar dollar AS.
Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan, seharusnya Soekarno-Hatta secepatnya dibangun. "Paralel dengan itu, bandara kedua di Jakarta harusnya juga segera dibangun untuk tahun 2025," ujarnya.
Dudi menegaskan, di sejumlah kota besar di dunia, selalu ada dua bandara. Tokyo punya Bandara Narita dan Haneda, sementara London punya Bandara Heathrow dan Gatwick.
(Kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar