Batavia Air ditolak menjadi salah satu maskapai yang melayani penerbangan haji 2011. Gagalnya Batavia ini tidak hanya berdampak psikologis terhadap sumber daya manusia yang telah disiapkan maskapai, tetapi juga harus rugi karena mengembalikan 3 pesawat yang telanjur disewa.
Direktur Komersial Batavia Air Sukirno Sukarna, mengaku hanya bisa pasrah. "Itu memang kewenangan Kementerian Agama," tuturnya, kemarin.
Tiga pesawat yang disewa itu diantaranya dua Airbus 330-200 dan satu Boeing 777, yang memang disewa khusus disiapkan untuk penerbangan haji. "Kami kembalikan lagi kepada pemilik pesawat, karena itu pesawat berbadan lebar khusus penerbangan jarak jauh," katanya.
Selain kerugian materiil, Batavia Air juga mengalami kerugian psikologis, khususnya pelatihan awak kabin pada penerbangan haji. "Semua karyawan telah siap," katanya.
Batavia Air berharap Kementerian Agama melakukan perbaikan dalam seleksi maskapai haji mendatang. Sebab, Sukirno menganggap, masuknya Batavia Air dalam seleksi kali ini hanya sebagai pembanding dan tidak diberi kesempatan memperbaiki diri.
Menurut Sukirno, Kementerian menyatakan Batavia Air baru bisa memenuhi 25 dari 33 syarat yang diajukan sebagai penerbangan haji, sehingga tak bisa ikut dalam penerbangan haji. "Kami sudah melakukan perbaikan," katanya.
(Surabaya Post)
0 komentar:
Posting Komentar