Taliwang – Kajian soal aturan pendaratan sea plane milik PT. Travira Air untuk melayani kebutuhan PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) memang masih dalam kajian, namun Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) mengaku akan menawarkan opsi kepada perusahaan.
Kepala Dishubkominfo, Drs Khairuddin Karim MH saat ditemui media ini dalam ruang kerjanya menuturkan, dalam waktu dekat akan menyurati managemen PT. NNT untuk memberikan opsi terkait aktifitas penerbangan PT. Travira Air, "Kami akan menawarkan opsi kepada PT. NNT," ucap Khairuddin Karim.
Opsi itu sendiri adalah, pihak PT. NNT harus membangun bandara diluar areal PT. NNT, sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara umum atau PT. NNT mengaktifkan kembali bandara Sekongkang yang sudah ada. Opsi yang akan disampaikan itu lebih pada kepedulian dalam meningkatkan perekonomian masyarakat secara umum. "Pemerintah KSB ingin maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat, jadi PT. NNT diharapkan ikut ambil bagian dalam mensukseskan keinginan pemerintah tersebut," lanjutnya.
Diingatkan Khairuddin Karim, pembangunan bandara baru atau mengaktifkan bandara Sekongkang bukan hanya akan membuka akses dan peningkatan perekonomian masyarakat, tetapi dapat menjadi asset daerah lingkar tambang yang dapat dibanggakan pasca aktifitas tambang nantinya, sebab target menjadikan kawasan itu sebagai lokasi wisata pasca tambang tidak akan terlaksana tanpa adanya akses penerbangan tersebut, karena menuju areal itu cukup sulit akses, jadi harus tersedia fasilitas penerbangan.
Masih keterangan Khairuddin Karim, aktifitas penerbangan yang dilakukan pihak PT. Travira Air memang mengacu pada aturan yang telah dilegalkan, tetapi pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebagai pemilik areal yang menjadi lokasi landasan memiliki kewenangan untuk melakukan analisa, apakah perolehan ijin penerbangan itu sudah sesuai prosedur atau tidak.
Pertimbangan lain yang perlu dipahami pihak PT. Travira Air dan seluruh masyarakat KSB, pemerintah KSB bukan keberatan dengan aktifitas penerbangan tersebut, namun ingin meminta kepada perusahaan agar membuka akses terbuka untuk masyarakat dengan membangun bandara sendiri.
"Pemerintah KSB sangat patuh dengan aturan yang telah ditetapkan, tetapi tidak salah jika mendesak PT. NNT untuk membangun bandara sendiri atau mengaktifkan kembali bandara Sekongkang yang sudah ada, sehingga pasca berakhirnya aktifitas tambang, kawasan lingkar tambang masih bisa eksis dengan mengembangkan obyek wisata yang ada saat ini," tandas Khairuddin Karim.
(Sumbawa Barat Pos)
0 komentar:
Posting Komentar