NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Minggu, 03 Juni 2012

Usai Dijarah, Koperasi Langit Biru Sepi

foto

Setelah dijarah ribuan investor dan nasabahnya, Koperasi Langit Biru yang berada di Perumahan Bukit Cikasungka, Blok ADF, nomor 2,3,4,5, RT 03/09, Desa Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, sepi. "Sementara tak ada aktivitas apa pun di lokasi," ujar Kapolsek Cisoka Ajun Komisaris Budi Hermanto kepada Tempo, Ahad, 3 Juni 2012.

Meski demikian, kata Budi, polisi masih tetap berjaga dan mengamankan lokasi. Saat ini, kata dia, pengurus dan karyawan Koperasi Langit Biru sudah tidak ada di tempat alias menghilang. Yang ada hanya puluhan investor dan nasabah yang masih bertahan. "Mereka menjaga gedung karena khawatir arsip atau dokumen investasi modal mereka hilang atau dibakar," kata Budi.

Sabtu, 2 Juni 2012 kemarin, sekitar 2.000 investor Koperasi Langit Biru yang datang dari berbagai kota di Indonesia melakukan penjarahan dan merusak kantor koperasi tersebut. Amuk massa ini terjadi setelah pengelola koperasi tidak merealisasikan pemberian bonus keuntungan usaha yang jadwalnya diberikan Sabtu kemarin.

Menunggu dari pagi hingga siang, tak ada tanda-tanda akan dilakukan pemberian bonus, bahkan tak seorang pun pengurus dan karyawan koperasi yang terlihat dan menemui mereka. Kesal dan marah, ribuan massa yang telah lama menunggu di luar gedung langsung merangsek ke dalam dengan merusak pintu dan memecahkan kaca jendela. Mereka langsung mengambil paket sembako yang ada di dalam koperasi.

Anita, 30 tahun, salah seorang nasabah, mengatakan bonus keuntungan dari koperasi itu sudah beberapa bulan ini macet dan tidak diberikan kepada para investor yang telah menyerahkan uang dengan besaran yang variatif.

Awalnya, bonus keuntungan dari koperasi itu berjalan lancar. Namun, kata Anita, setelah memasuki bulan keenam dan seterusnya, bonus keuntungan koperasi menjadi tersendat-sendat, bahkan macet total. Hal tersebut membuat masyarakat yang telah menanamkan modalnya menjadi panik.

Sejak tiga bulan terakhir ini, mereka berbondong-bondong mendatangi koperasi itu dan menuntut bonus keuntungan serta uang mereka kembali. Para investor ini sudah beberapa kali menanyakan kepada pengelola koperasi terkait nasib uang yang mereka investasikan. Tapi, sampai saat ini, tidak ada kepastian dari pihak koperasi. "Pihak koperasi yang sebelumnya menjanjikan akan membagikan bonus keuntungan kepada para investor, tetapi tidak diberikan," ujar Anita.

(tempo.co)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts