NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Sabtu, 18 Juni 2011

Mandala Airlines Jadi Tiger?

|0 komentar


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono meminta kepada para pemegang saham PT Mandala Airlines untuk tidak mengubah nama Mandala. Berdasar kabar yang berkembang, salah satu investor Mandala, Tiger Airways mengusulkan nama Mandala diganti dengan nama Tiger.

"Sebaiknya nama Mandala tidak diubah, nama itu sudah sangat dikenal masyarakat. Brand image juga Mandala juga sudah sangat baik," kata Bambang di Jakarta, Jumat (17/6/2011).

Dijelaskannya, terlepas dari operasinya yang terhenti pada 13 Januari 2011 lalu, Mandala adalah salah satu maskapai yang memiliki tingkat keselamatan yang cukup tinggi.

Maskapai tersebut adalah satu-satunya perusahaan penerbangan swasta nasional yang memiliki sertifikat IATA Operating Safety Audit (IOSA). Sebelumnya hanya maskapai BUMN, Garuda Indonesia yang memiliki sertifikat audit dari oerganisasi penerbangan sipil dunia itu. "Secara historis, nama Mandala telah mengena di hati masyarakat Indonesia. Nama ini telah ada di hati masyarakat puluhan tahun," jelasnya.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub, Bambang Supriyadi Ervan mengatakan untuk mengubah nama, pihak manajemen baru juga harus mengajukan izin baru atau surat izin usaha penerbangan (SIUP). "Manajemen harus mengajukan rencana bisnis baru dengan nama PT yang baru," tandasnya.

Selain itu, untuk faktor keselamatannya juga harus disertifikasi baru. Bila memakai nama baru, perusahaan tersebut harus melakukan resertifikasi IOSA yang baru.

Untuk diketahui saja, dua investor besar masuk ke Mandala. Keduanya adalah Tiger Airways yang memiliki 33 persen, PT Saratoga 51 persen dan 16 persen dimiliki oleh para kreditor Mandala.

 


Kalstar Aviation Inaugural Flight Cengkareng - Sampit

|0 komentar



Hari Kamis 16 June 2011 adalah salah satu hari yang bersejarah bagi maskapai  yang baru-baru ini merambah base Jawa. Kalstar Aviation,  nama maskapai yang dari penerbangan propeller di Kalimantan hingga penerbangan jet dengan type Boeing. (16/06) maskapai dengan tagline Fly smart with us ini mengadakan Innaugural flight rute CGK-SMQ  dengan no penerbangan KP 701 ETD  06.05 landing di Sampit ETA 07.30 dengan penumpang 85, penerbangan perdana Kalstar ke Sampit.


Kalstar Aviation berangkat dari Terminal  1C maskapai yang sudah merambah Kuching sebagai penerbangan regionalnya ini, membuka rute baru ke Pangkalan Bun CGK-PKN ETD 10.10 WIB  dengan no penerbangan KP 720  pesawat Boeing 737-500 125 seats registrasi pesawat PK-KSM ini membawa Gubernur Kalimantan Tengan Bapak Terras Narang beserta protokoler.

Penerbangan Perdana Sichuan Airlines Nanning - Jakarta

|0 komentar


Jum'at (17/6) merupakan momentum bersejarah bagi maskapai milih pemerintah Nanning ini. Sichuan Airlines adalah nama maskapai penerbangan Republik Rakyat Cina.

Sichuan Airlines mengadakan penerbangan perdana ke Jakarta langsung dari NNG (Nanning) dengan no. penerbangan 3U 603 membawa 36 penumpang dan 11 awak pesawat berangkat dari Nanning pukul 10.50 LT dan mendarat dengan mulus di Cengkareng pukul 14.30 LT menggunakan pesawat Airbus A320.


(Info Penerbangan)


Tentara Korsel Tembaki Pesawat Penumpang Asiana

|0 komentar



Tentara Korea Selatan, Jumat (17/6), menembaki pesawat penumpang yang terbang dari China yang membawa 119 penumpang. Tentara Korea Selatah menduga pesawat itu milik Korea Utara. Insiden terjadi di dekat perbatasan laut antara kedua Korea. Insiden terjadi di tengah ketegangan Seoul-Pyongyang.

Dengan menggunakan senapan K-2, tentara di pos penjagaan di Pulau Gyodong membombardir pesawat yang sedang menurun saat mendekati Bandara Internasional Incheon. Gyodong terletak hanya 1,7 kilometer selatan pantai Korea Utara. Pesawat itu sedang terbang di tenggara Pulau Jumun, 12 kilometer selatan Gyodong menuju Incheon.

"Penembakan berlangsung sekitar 10 menit. Tetapi pesawat terlalu jauh dari jangkauan tembak senapan dan tidak mengalami kerusakan apapun," tulis Kantor Berita Yonhap mengutip pernyataan seorang pejabat Korps Marinir. "Ketika pesawat itu berada di Pulau Jumun, tentara mengira itu adalah pesawat militer Korea Utara dan melepaskan tembakan." Seorang juru bicara Marinir membenarkan penembakan itu.

Seorang pengawas penerbangan mengemukakan kepada AFP, pesawat Asiana itu datang dari China dengan membawa 119 penumpang. Wwak pesawat mengikuti rute normal penerbangan. "Pesawat itu terbang mengikuti aturan yang normal. Pesawat itu tidak melanggar rute normal," kata pengawas penerbangan itu.


(Metrotvnews.com)


Lagi........Lion Terlantarkan Ratusan Penumpang ke Pekanbaru di Medan

|0 komentar

Perlakuan sangat tidak mengenakkan dialami ratusan penumpang Pesawat Lion Air JT 392 dari Jakarta tujuan Pekanbaru. Pesawat yang sedianya mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (17/6/11) harus dialihkan ke Bandara Polonia Medan karean cuaca buruk.

Karena cuaca tidak memungkinkan untuk melanjutkan penerbangan, akhirnya Lion memutuskan untuk menginapkan penumpang di Medan. Namun, ironisnya pihak Lion hanya memesan 30 kamar di Hotel Soeci. Padahal jumlah penumpangnya lebih seratus. Akibatnya, para penumpang harus berebut. Mereka yang tidak kebagian harus rela luntang-lantung di loby hotel. Termasuk sejumlah penumpang yang membawa balita.

"Kami heran, mengapa pula pihak Lion hanya menyediakan 30 kamar, padahal penumpang jumlanya lebih seratus," runtuk salah seorang penumpang yang dihubungi wartawan dini hari tadi.

Sejumlah penumpang sempat marah pada petugas Lion yang berada di hotel. Namun, meskipun dimarahi, namun petugas tersebut tak bergeming dan mengatakan kalau dirinya tak punya kewenangan memutuskan.

Setelah sempat terkatung-katung, akhirnya para penumpang yang tak kebagian kamar di Hotel Soeci dialihkan ke Hotel Tiara. "Baru jam setengah satu dini hari kami dipindah ke Hotel Tiara," tukas penumpang tersebut.

Pelayanan yang prima Lion berlanjut saat para penumpang akan melanjutkan penerbangan ke Pekanbaru. Dijadwalkan berangkat pukul 5.30 WIB, namun baru terbang pukul 7.00 WIB, Sabtu (18/6/11). "Masih ngatuk sudah dibangunkan, ternyata di bandara masih nunggu lagi. Ini saya baru sampai di Pekanbaru," runtuknya kepada riauterkini.


(Riau Terkini)

Jumat, 17 Juni 2011

TNI AL Pesan 2 Heli dan 3 Pesawat Angkut ke PT DI

|0 komentar


Kesatuan Penerbangan TNI AL adalah tulang punggung dan ujung tombak kesatuannya dalam menjaga kesatuan NKRI maupun dalam peperangan. Untuk itu TNI AL akan menambah 2 helikopter dan 3 pesawat angkut.

"Ibaratnya mata, telinga, kaki dan tangannya AL. Kalau AL tanpa penerbangan yang kuat sama seperti orang buta, tuli dan pikun," kata KSAL Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan seusai peringatan HUT Penerbangan TNI AL ke-55 di Lanudal Juanda, Jumat (17/6/2011).

Oleh karena itu, Soeparno mengaku jika pihaknya akan meningkatkan kekuatannya dengan menambah heli dan pesawat pengangkut pasukan. Bahkan, pesawat-pesawat ini sudah dipesan di PT Dirgantara Indonesia (DI). "Paling tidak 2 heli akan kita beli dan 3 pesawat angkut sudah dipesan di PT DI," ujarnya.

Tidak hanya itu, Soeparno mengatakan jika akan melakukan pengembangan Kesatuan Penerbangan TNI AL. Namun penambahan baru akan dilihat kekuatannya.

Ditanya mengenai peralatan utama sistem pertahanan yang sudah tua. Soeparno menegaskan pihaknya akan segera menghapus. "Nanti akan dihapuskan, kalau bisa kita akali untuk alutsista yang sudah tua tapi justru dengan mempertimbangkan," ujarnya.

Lebih lanjut ditanya mengenai program zero accident, Soeparno menjawab jika pihaknya memang mengutamakan hal tersebut meski alusista yang dimiliki sudah berumur.

"Kehilangan personel justru kita hilangkan, karena personel merupakan pilar kita. Makanya, untuk alutsista yang tua akan kita lihat dulu kalau bisa diakali ya kita akali tentunya dengan mempertimbangkan zero accident," tandas Soeparno.

(Detik Surabaya)

Batavia dan Lion Air Ajukan Penawaran Angkutan Haji

|0 komentar


Batavia Air dan Lion Air sudah mengajukan penawaran harga kepada Panitia Kerja Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) 2011. Harga yang ditawarkan kedua maskapai penerbangan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan harga yang diusulkan pemerintah dalam usulan BPIH 2011.

Hal ini membuat DPR optimis BPIH 2011 bisa turun. Anggota Komisi VIII DPR Rahman Amin mengungkapkan, Batavia Air menawarkan tarif sebesar 1.810 dollar AS untuk embarkasi Banda Aceh dan 2.008 dollar AS untuk embarkasi Makassar. "Varian angkanya berbeda-beda setiap embarkasi. Batavia Air menawarkan 11 embarkasi haji," ucapnya kepada KONTAN, Kamis (16/6/2011).

Sedangkan, Lion Air menawarkan empat embarkasi. Cuma, Rahman mengatakan, Lion Air tidak serius menawarkan harga.

Rahman mengatakan, adanya maskapai lain selain PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini membuat BPIH semakin kompetitif. Sebab, selama ini pengangkutan jemaah haji selalu diberikan seluruhny ke Garuda. "Maka Garuda juga harus bersaing, apakah berani menurunkan harga," katanya.

Cuma, anggota Komisi VIII DPR Zulkarnaen Djabar mengingat, maskapai yang terlibat dalam penyelenggaraan haji harus memenuhi berbagai persyaratan kendati tarifnya lebih rendah. Selain dari sisi keamanan dan kenyamana, dia mengatakan, maskapai tersebut harus bisa mengangkut jemaah dalam jumlah besar. "Minimal sekitar 20.000 jemaah. Kalau hanya ribuan ya agak susah," tandasnya.

Saat ini, baru Batavia yang melakukan penawaran sebanyak 30.000 jamaah. Sedangkan Lion Air hanya 9.000 jamaah.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat mengaku sedang mengkaji tawaran tersebut dengan Kementerian Perhubungan. Dia mengatakan, BPIH 2011 bisa turun bila maskapai tersebut memenuhi persyaratan.

Sebelumnya, Kementerian Agama mengusulkan kenaikan (BPIH) 1432 H/2011 M sebesar 505 dollar AS menjadi 3.847 dollar AS per jamaah pada 2011. Kenaikan ini dikarenakan naiknya beberapa komponen BPIH seperti biaya penerbangan akibat gejolak harga minyak mentah dan pemondokan.


(Kompas.com)

Bagikan

Liburan, Maskapai Mulai Tambah Penerbangan

|0 komentar


Mengantisipasi masa liburan sekolah Juni-Juli 2011, maskapai penerbangan telah mempersiapkan penerbangan tambahan untuk melayani masyarakat yang akan berlibur di sejumlah kota-kota di Indonesia. Selain itu Singapura dan Australia juga masih menjadi obyek menarik bagi masyarakat Indonesia untuk berlibur.

Dari keterangan yang didapatkan dari Kementerian Perhubungan, hingga 30 Juni mendatang, empat besar maskapai telah meminta penambahan penerbangan tambahan (flight approval/FA) sebanyak 58 penerbangan domestik.

Indonesia AirAsia telah menyiapkan pesawat Airbus A320 untuk penerbangan tambahan Jakarta-Denpasar pp sebanyak 28 frekuensi mulai tanggal 17 hingga 30 Juni, untuk rute yang sama Batavia juga menyiapkan delapan penerbangan tambahan.

Sementara Garuda Indonesia akan menambah penerbangan Jakarta-Denpasar pp sebanyak tiga penerbangan. Selain rute tersebut, Garuda juga akan mengerahkan pesawat wide body-nya Airbus A330 untuk penerbangan Jakarta-Balikpapan. Sedangkan Sriwijaya Air mengincar penerbangan Makassar-Balikpapan pp, dalam dua hari (16-17 Juli) maskapai tersebut mengajukan penerbangan tambahan enam kali.

Kepala Sub Direktorat Pengembangan Angkutan Udara Domestik Kemenhub, Hemi Pamuraharjo memastikan maskapai-maskapai masih akan mengajukan penambahan penerbangan lainnya. "Juni ini kan baru liburan sekolah bagi kelulusan, masih ada liburan kenaikan kelas, jadi biasanya masih akan lebih besar lagi FA yang akan diajukan," kata Hemi di Jakarta, Kamis (16/6/2011).

Manajer Komunikasi Indonesia AirAsia, Audrey Progastama Petriny mengatakan, selain menambah penerbangan domestik itu, pihaknya juga akan menambah penerbangan internasional yaitu Denpasar-Perth (Australia), Denpasar-Darwin, Denpasar-Kuala Lumpur (Malaysia), Denpasar-Bangkok, Denpasar-Phuket (Thailand), Jakarta-Singapura dan Jakarta-Kuala Lumpur. "Rute yang menjadi primadona masyarakat saat liburan adalah Jakarta-Singapura,Jakarta-Kuala Lumpur dan Denpasar-Perth," kata Audrey.

Dijelaskannya, adanya penerbangan tambahan tersebut membuat penumpang maskapai tersebut mengalami kenaikan lebih dari 25 persen. "Pertumbuhannya cukup besar, karena pada liburan kali ini Indonesia AirAsia juga telah menambah beberapa unit pesawat," tandasnya.

Juru bicara Sriwijaya Air, Agus Soedjono mengatakan, pihaknya melirik rute-rute diIndonesia bagian timur karena permintaan begitu banyak di sana. Rute Makassar-Balikpapan selama ini permintaannya sangat besar, sehingga dia yakin penambahan tersebut mampu memberikan layanan maksimal dan menguntungkan juga bagi Sriwijaya. "Pada liburan ini kita juga akan membuka rute baru yaitu Sorong-Manokwari. Permintaan juga besar di Papua," jelasnya.

(Kompas.com)

Penerbangan Terlambat Paling Geleng-Geleng

|0 komentar
Pesawat terlambat itu sudah biasa. Malah, kalau kita dapat pesawat yang terbang on time, itu rasanya sebuah kebetulan dan surprise. Jutaan penumpang di Indonesia ini sudah terbiasa dengan dua alasan yang paling sering disampaikan.

Pertama: Maaf atas keterlambatan ini, dikarenakan alasan operasional.

Kedua: Maaf atas keterlambatan ini, dikarenakan alasan terlambatnya kedatangan pesawat.

Sebagai salah satu orang yang hidupnya tergolong Up In The Air, dalam setahun saya bisa naik ratusan penerbangan. Pernah, keliling Indonesia sampai 57 penerbangan dalam 75 hari. Saya sudah terbiasa banget dengan aneka delayed dengan berbagai tingkat keparahannya.

Menurut hukum probabilitas, seharusnya ada satu atau dua penerbangan yang tak akan pernah terlupakan. Selasa sore lalu (14 Juni), ada keterlambatan sekitar dua jam dengan alasan paling unik.

Saking uniknya, saya dan beberapa penumpang sudah sulit marah atau kecewa begitu tahu penjelasannya. Hanya bisa geleng-geleng kepala. Atau sampai tertawa, karena merasa sulit percaya bisa mengalami penerbangan seperti ini?

***

Selasa sore itu, saya tiba di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta di kawasan Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB. Bertujuan segera pulang ke Surabaya. Tiket saya sebenarnya untuk penerbangan Garuda GA 320 pukul 15.30. Tapi sempat berharap bisa pindah ke penerbangan yang lebih dulu.

Ketika masuk, saya melihat di monitor kalau penerbangan sebelumnya, GA 318 yang pukul 14.30, di-delayed hingga pukul 15.30.

Aduh! Pikir saya waktu itu. Kalau yang 14.30 mundur sejam, apalagi yang 15.30! Mereka yang rajin terbang seperti saya tentu sadar, semua penerbangan setelah pukul 12.00 selalu bikin deg-degan. Mungkin perasaan saya ini salah, tapi rasanya kok lebih sering terlambat daripada on time-nya.

Minimal, kesannya kok lebih sering terlambat. Dan semakin sore (atau malam) semakin parah.

Saya pun ke counter Garuda, minta tiket saya dialihkan ke yang jam 14.30 itu. Toh pesawatnya juga terlambat.

Pertanyaan penting ketika ada dua pesawat yang jamnya berdekatan adalah: Apakah pesawat yang dinaiki sudah ada di bandara" Dan kalau belum ada, apakah sudah take-off dari kota sebelumnya" Kalau sudah take-off, perkiraan mendaratnya jam berapa" Data-data itu seharusnya ada di monitor.

Menurut penjelasan waktu itu, kedua pesawat sudah di udara, akan tiba hampir bersamaan (katanya selisih empat menit).

Di kasir waktu itu dijelaskan, kalau mau pindah pesawat, saya harus bayar ekstra lebih dari Rp 500 ribu. Tapi petugas perempuan itu dengan ramah merekomendasikan agar saya tidak pindah. Alasannya, kedua pesawat, toh, akan tiba di Soekarno-Hatta hampir bersamaan. Katanya, hanya selisih empat menit antara satu sama lain.

Malahan, pesawat saya yang pertama (GA 320) disebut bakal mendarat lebih dulu. Teman saya Bobby Arifin, yang waktu itu mengantar ke bandara, mendorong saya untuk pindah saja ke GA 318. Bayar lebih, tapi diyakini tetap akan berangkat lebih dulu.

Saya pun berpikir. Kedua pesawat akan mendarat di kisaran pukul 15.00. Berarti, butuh sekitar 20-30 menit untuk mengosongkan dan mempersiapkan pesawat untuk perjalanan selanjutnya.

Berarti, baik GA 318 maupun 320 baru akan boarding di kisaran 15.30. Ditambah 15-30 menit lagi waktu untuk persiapan akhir dan take-off, pesawat baru akan benar-benar terbang sekitar pukul 16.00. Jadi intinya, sama-sama lebih terlambat.

Karena kurang lebih sama, dan atas rekomendasi petugas juga, saya pun memutuskan untuk tetap naik GA 320. Sambil menunggu, saya makan dulu di bandara?

***

Kalau dipikir-pikir, dengan pertimbangan tiba lebih cepat di Surabaya, pilihan saya tidak pindah pesawat salah. Pada akhirnya, GA 318 tetap berangkat lebih dulu, pukul 16.00 lebih sedikit. Tapi, kalau saya pindah pesawat, maka saya tidak akan punya pengalaman menarik seperti berikut ini.

Sekitar pukul 15.00, saya dan penumpang GA 320 lain sudah menunggu boarding di Gate F1. Yes! Pesawat sudah mendarat dan merapat ke garbarata tidak lama kemudian. Beberapa kru pesawat yang ikut menunggu di F1 pun masuk ke pesawat itu setelah seluruh penumpangnya keluar.

Dalam hati saya, pukul 15.30 sudah boarding dan sebelum pukul 16.00 sudah bisa take-off. Satu jam dan sepuluh menit kemudian sudah sampai Surabaya.

Lama ditunggu, ternyata tak kunjung boarding. Ada pengumuman, karena alasan operasional, pesawat ditunda hingga 16.30. Lalu diumumkan lagi ditunda hingga 17.15.

Banyak penumpang berkumpul di meja petugas gate tersebut. Ada yang bertanya dengan nada emosi (seperti saya, he he he), ada yang sampai mengancam begini: "Awas, nanti ada kaca yang pecah lho!?

Salah seorang penumpang kelas bisnis lantas dapat pengakuan seorang petugas: Bahwa tidak ada pilot di dalam pesawat.

Tidak ada penjelasan lebih mendetail. Tapi seorang petugas (yang rasanya berpangkat lebih tinggi) akhirnya mengakui kalau saat itu memang tidak ada pilot di dalam pesawat.

"Pilotnya sedang di Alexis mungkin!" celetuk seorang penumpang.

"Pilot itu kayak sopir bus kan" Masak ngatur jadwal sopir aja nggak bisa," celetuk yang lain.

Kemudian dijelaskan, bahwa pilot (kalau tidak salah disebut pengganti) akan segera datang. Dan pesawat pun diumumkan akan boarding 16.45.

Sebenarnya, hari itu telatnya tidaklah terlalu lama. Hanya saja, muncul keluhan karena orang-orang ini memilih Garuda karena merasa lebih yakin akan ketepatan waktunya.

Saya pribadi sebenarnya tidak harus naik Garuda. Naik apa saja sama saja. Toh cuman sejam dari Jakarta ke Surabaya. Tapi, ketika benar-benar harus tiba pada waktu tertentu, saya memilih Garuda karena BERASUMSI akan lebih on time.

Ketika naik maskapai lain, seperti Lion atau Citilink atau Batavia, ketika diumumkan terlambat saya tidak terlalu bete. Soalnya kan murah! Kalau bayar murah, ya ada risiko-risikonya. Garuda kan beda, mahal. Kadang empat kali lebih mahal dari maskapai lain.

Dan waktu itu, saya sempat berpikir, kenapa hari itu tidak gambling naik maskapai lain yang lebih murah saja. Enaknya di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, kalau satu pesawat telat, saya bisa pindah ke yang lain. Misalnya di Terminal 1C. Kalau Citilink telat, saya bisa tengok jadwal Batavia, lalu beli tiket baru kalau memang Batavia terbang lebih dulu.

Dan harga dua tiket itu (Citilink dan Batavia) ketika digabungkan bisa tetap lebih murah dari tiket Garuda.

Kalau ternyata Batavia juga sulit, jalan sedikit ke kanan dan kiri, ada Lion dan yang lain-lain. Semuanya punya banyak penerbangan ke Surabaya.

Di Terminal 2" Bisa dibilang malas (karena repot) untuk pindah ke Terminal 1. Shuttle bus di bandara yang ribet itu lambat sekali?

***

Tidak lama, datanglah seorang "yang tampaknya pilot-- masuk ke ruang tunggu itu. Saya dan beberapa penumpang yang sedang ngerumpi bareng (pengusaha dan politisi Surabaya) lantas bertepuk tangan. Dasar orang Surabaya, cuek dan ekspresif, ha ha ha.

Tahu dapat sambutan. Sang pilot "yang dari awal tidak tampak happy-- melihat ke arah kami. "Kenapa saya di-tepokin" Artis ya" cetusnya.

Kami pun diam. Wah, marah nih! Dalam hati saya.

Dia berjalan ke arah kami. Ternyata bukan untuk marah, melainkan menjelaskan kenapa situasi seperti ini. Istilah populernya, curhat. Berdasarkan penangkapan saya, dia merasa tidak nyaman terbang. Dan kalau pilot tidak nyaman terbang, ya sebaiknya tidak terbang.

Berdasarkan penangkapan kami: Dia bilang baru saja menghadap ke manajemen. Menyampaikan kekecewaan, mengapa co-pilot-nya yang bule, yang tugasnya membantu pilot, justru mendapat bayaran tiga kali lebih tinggi. "Maaf penerbangan jadi terlambat. Tapi saya harus menyampaikan ini. Bagaimana harga diri bangsa ini kalau seperti ini!" tuturnya.

Teman saya yang politisi pun menimpali. Entah serius entah bercanda: "Nanti saya sampaikan aspirasinya ke atas!?

Pilot itu pun masuk ke pesawat, tidak lama kemudian kami semua boarding. Sambil antre masuk pesawat, kami hanya bisa geleng-geleng kepala. Mau marah sudah sulit rasanya. Malah bisa cekikikan.

"Oalah, terlambat karena ngambek to," celetuk seorang penumpang.

***

Kami semua sudah duduk di dalam pesawat. Seperti biasa, para flight attendant Garuda menyambut kami dengan sangat ramah.

Sebelum take-off, muncul pengumuman permintaan maaf atas keterlambatan sore itu, "dikarenakan alasan operasional." Sebelum mendarat, pengumuman lagi muncul, minta maaf atas keterlambatan ketibaan di Surabaya "karena alasan operasional.?

Saya terus terang hanya dengar dua kali. Mungkin waktu di udara ada pengumuman serupa, tapi saya tidak dengar karena ketiduran.

Mendekati pukul 18.30 (saya lupa pastinya), pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Juanda Surabaya. Mulus sekali. Bapak-bapak yang duduk di sebelah saya pun mengomentari:

"Mungkin pilotnya sekarang sudah tenang ya. Mendaratnya enak sekali"

***

Mengapa saya begitu berupaya memilih pesawat yang paling dulu sampai Surabaya" Karena sore itu ada acara yang "wajib" saya datangi. Anak saya yang masih berumur 3,5 tahun akan tampil di panggung, menari dalam acara graduation sekolahnya.

Secara resmi, acara anak saya itu dimulai pukul 17.00 di sebuah hotel di pusat kota. Jadi sambil menunggu pesawat boarding, berkali-kali saya dikontak keluarga menanyakan kapan tiba.

Mendarat sekitar pukul 18.30, saya secepatnya menuju pusat kota. Mobil saya setir di atas 170 km/jam di tol, lalu di jalan "biasa" agak ngawur menyalip kanan-kiri.

Pukul 19.00 lebih sedikit, saya tiba di situ. Sayang, pas saya tiba, pas anak saya baru saja turun dari panggung. Andai lima menit lebih cepat, saya pasti bisa melihatnya pas sedang beraksi lucu di atas panggung.

Saya nanti-nantinya pasti masih akan naik Garuda lagi. Mungkin masih akan naik ratusan "atau ribuan-- kali lagi. Tapi, melihat penampilan anak saya itu tidak akan bisa diulang lagi.

Seandainya pilot tadi ngambeknya lima menit lebih pendek"

 

Opini by Azrul Ananda (JPNN.com)

Mitsubishi Jual Lima Jet untuk Pasok Maskapai RI

|0 komentar


Mitsubishi Aircraft Corp kemarin menyatakan telah menyepakati perjanjian awal untuk menjual lima pesawat jenis MRJ (Mitsubishi Regional Jet) ke perusahaan leasing berbasis di Hong Kong, ANI Group Holding Ltd.

Keterangan resmi kedua perusahaan yang dikutip Wall Street Journal menyebutkan, dalam nota kesepahaman tersebut dijelaskan bahwa pembelian tersebut untuk memasok maskapai penberbangan Indonesia. "Pesawat buatan Mitsubishi ini akan disediakan untuk lima maskapai Indonesia termasuk perawatannya," kata ANI Group.

Dalam pernyataan bersama kedua perusahaan juga disebutkan, pembelian pesawat MRJ itu berpotensi bertambah hingga 20 unit atau lebih.

ANI Group merupakan konsumen ketiga bagi Mitsubishi Aircraft Corp untuk jenis pesawat MRJ. Rencananya, pengiriman pertama pesawat berkapasitas 70-90 penumpang itu akan dilakukan mulai 2014. MRJ disebut-sebut bakal bersaing dengan pesawat sejenis dari produsen lainnya seperti Bombardier dari Kanada dan Embraer (Brasil).

"Kami sangat bangga menjadi klien pertama MRJ di Asia di luar Jepang. Perekonomian Indonesia berkembang cepat. Negara ini memiliki lebih dari 17 ribu pulau dan populasinya mencapai 240 juta orang sehingga sangat mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar ANI Group Holding Ltd seperti dikutip situs resmi Mitsubishi Aircraft Corporation, Jumat (17/6/2011).

ANI menambahkan, pesawat jet dengan jangkauan regional sangat penting jika melihat kondisi georgafis seperti Indonesia. Ke depan, untuk mengisi pasar yang ada, MRJ akan mengembangkan pesawat serupa dengan kapasitas hingga 100 tempat duduk.

Sementara itu, Presiden Mitsubishi Aircraft Hideo Egawa menambahkan, perusahaannya melihat adanya permintaan yang kuat di pasar Asia. Kerja sama dengan ANI diharapkan bisa meningkatkan ekspansi tidak saja di pasar Asia tetapi juga di dunia.

Mitsubishi Aircraft Corp adalah perusahaan patungan antara Mitsubishi Heavy Industries dan Toyota Motors Corp. Sebelumnya, perusahaan itu telah menerima 125 pesanan dari maskapai regional di Amerika Serikat (AS) Trans State Holding dan All Nippon Airways.

MRJ menggunakan mesin jenis PW1000G yang dibuat Pratt & Whitney, anak usaha United Technologies Corp. Pesawat ini diklaim lebih hemat bahan bakar hingga 20% dibanding tipe serupa dari pesaingnya. Mesin tersebut juga digunakan oleh Bombardier jenis C Series dan Airbus A320-neo.

Mitsubishi Aircraft merupakan produsen pesawat baru yang mulai beroperasi secara komersial pada 2008 lalu. MRJ dijadwalkan memulai terbang perdana pada kuartal II/2012. Sementara pengirimannya pertamanya pada 2014.

(Okezone)

Jadwal 16 Penerbangan Komersil 'Terganggu' HUT Hari Penerbangan

|0 komentar


Sebanyak 16 pesawat komersil yang akan berangkat dari Bandara Internasional Juanda akan mengalami penundaan atau delay. Pasalnya, HUT Hari Penerbangan TNI AL ke-55 akan dilakukan parade flypass atau membentuk formasi udara.

"Delay akan berlangsung sekitar 10 menit," kata Firtson Mansjur kepada detiksurabaya.com, Jumat (17/6/2011).

Menurut Soni sapaan akrab Firtson, Humas PT Angkasa Pura I Juanda, dari 16 pesawat 1 diantaranya merupakan tujuan internasional dan sisanya tujuan domestik.

"15 Pesawat domestik dan yang internasional adalah Silk Air. Sedangkan delay diperkirakan pukul 09.15 WIB," imbuhnya.

Soni menambahkan jika penundaan keberangkatan maupun kedatangan pesawat komersil ini selain bertujuan menghindari kecelakaan di udara, juga partisipasi pihaknya memperingati Hari Penerbangan TNI AL ke 55 yang dilaksanakan di Landasan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda.

Sementera upacara HUT Hari Penerbangan TNI AL ke 55  dipimpin langsung oleh KSAL Laksamana TNI Soeparno. Dalam acara ini dihadiri para petinggi TNI AL maupun dari kesatuan lain serta perwakilan dari TNI AD dan TNI AU.


(Detik Surabaya)

Penerbangan Ekstra Perlu Diperketat

|0 komentar


Regulator diminta memperketat pemberian izin penerbangan tambahan (extra flight) kepada maskapai, khususnya yang memiliki catatan ketepatan jadwal penerbangan (on time performance/OTP) yang rendah.

"Kondisi yang tampak saat ini, suplai armada masih lebih sedikit dibandingkan jumlah penumpang. Ini yang harus dikontrol supaya bisa mengantisipasi terjadinya penundaan jadwal penerbangan (delay), khususnya saat peak season," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Denny H Siahaan di Jakarta kemarin.

Menurut dia, regulator angkutan udara, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, harus mendasarkan pemberian izin dengan mengacu pada hasil evaluasi terhadap maskapai, baik dari jumlah pesawat, rute, hingga jumlah penumpang yang bisa diangkut. "Tolok ukurnya kan jelas, ditambah lagi aspek jam terbang pesawat terkait jadwal perawatan (maintenance),"tuturnya.

Selain itu, lanjut Denny, perlu adanya pengaturan jam operasional bandara yang lebih jelas,supaya tidak ada lagi penumpukan penumpang akibat delay karena bandara tujuan sudah ditutup jam operasionalnya. Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, selama periode Januari hingga April 2011, rata-rata ontime performance masingmasing maskapai masih di bawah 90%.

OTP Batavia Air tercatat mencapai 68% (naik dari 2010 sebesar 59%), Lion Air 66% (turun dibandingkan 2010 yang mencapai 67%), Indonesia AirAsia 71% (naik dari 2010 sebesar 66%), Sriwijaya Air 74% (naik dari 2010 sebesar 64%),dan Garuda Indonesia 86% (naik dari 2010 sebesar 75%). Performa Lion Air berdasarkan data tersebut merupakan yang terendah.

Akhir-akhir ini maskapai tersebut kerap mengalami penundaan jadwal penerbangan.Pada pekan lalu sebagian besar rute domestik yang dilayani Lion Air tercatat mengalami delay yang diklaim karena adanya gangguan pada jadwal kru pesawat dan cuaca. Terkait dengan itu,Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan menjelaskan bahwa pekan lalu Lion telah mendapatkan teguran keras dari regulator.

Selain mendapat teguran, kinerja maskapai tersebut juga dievaluasi selama dua hari yaitu Kamis (9/6) dan Jumat (10/6) oleh Kemenhub. "Teguran pemerintah karena ingin menegakkan aturan yang ada. Seperti kita ketahui, Lion Air adalah maskapai dengan penumpang terbesar, sehingga bila terjadi masalah akan berpengaruh,"jelasnya.

Menurutnya, Kamis pekan lalu Dirjen Perhubungan Udara telah memanggil pihak Lion Air dan anak usahanya,Wings Air.Pemerintah akan melakukan evaluasi secara menyeluruh, antara lain melihat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam mengantisipasi meningkatnya jumlah pesawat. Evaluasi juga dilakukan untuk menguji kemampuan maskapai dalam melayani jadwal penerbangan yang dibutuhkan masyarakat.

"Delay yang terjadi pada Lion diakibatkan oleh migrasi sistem karena Lion terus menambah pesawat sehingga sistemnya butuh yang lebih bagus,"ujar Bambang. Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan,keterlambatan jadwal penerbangan maskapainya karena pengaturan ulang (reschedule) kru yang saat ini diberlakukan oleh Lion Air.

Meskipun demikian, dia tidak dapat menjanjikan sampai kapan masalah tersebut akan selesai. "Untuk mengatasi masalah delay ini kami akan mengatur kru, baik itu pilot, co-pilot dan pramugari dengan jadwal penerbangan secara manual,kami harapkan delay ini akan bisa secepatnya diatasi,"tandasnya.


(Seputar Indonesia)


Bandara Juwata Siapkan Ruangan Bebas Merokok

|0 komentar

Hingga saat ini Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Timur masih terus melakukan proses pembangunan ruangan tunggu penumpang dan perpanjangan runway.

Rencananya pembangunan ruangan tunggu ini akan disiapkan sebuah ruangan bebas merokok bagi penumpang.

"Kami siapkan ruangan khusus bebas merokok, agar perokok aktif bebas untuk merokok. Kalau digabung dengan penumpang yang tidak merokok yah pastinya kasihan. Sebab resiko bagi perokok pasif akan lebih sakit daripada perokok aktif," ucap Kepala Bandara Juwata Tarakan, Husni Djau, Kamis (16/6/2011).

Bandara Juwata Tarakan, sampai saat ini belum memiliki ruangan bebas merokok, sehinga membuat penumpang sering bebas merokok disembarang tempat.

Padahal manajemen bandara telah memberikan tanda melarang merokok di ruang tunggu, namun masih ada beberapa penumpang yang tidak menghiraukan larangan tersebut.


(Tribunnews)

Access Road Kuala Namu Minus 11 Hektare

|0 komentar



Masalah sepertinya enggan berpaling dari proses pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara. Mulai dari sisi internal, hingga eksternal proyek tak lepas dari sentuhan masalah. Dari pengerjaan proyek yang tidak sesuai bestek, hingga proses pembebasan lahan akses jalan atau access road dari Simpang Kayu Besar, Tanjung Morawa menuju bandara yang tak kunjung terselesaikan.

Hal ini merupakan salah satu indikator yang menyebabkan terhambatnya realisasi mega proyek ini, karena akses jalan merupakan sebuah faktor pendukung primer dalam pengoperasian bandara yang bakal mengambilalih fungsi Bandara Polonia. Bandara di Medan itu dinilai tidak representataif sebagai bandara bertaraf internasional.

Kepala Dinas Bina Marga Sumut, Marapinta Harahap mengatakan, pembebasan lahan merupakan kewenangan Tim IX Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Namun hingga kini tim IX belum juga mampu menuntaskan hal ini, walau talah diingatkan berulang kali. "Lahan yang dibutuhkan untuk membangun akses jalan seluas 34 hektare, sedangkan saat ini masih terdapat seluas 11 hektare lahan yang belum dibebaskan, yang terdiri dari lahan HGU (Hak Guna Usaha, red), eks HGU PTPN serta lahan milik warga," ujar Marapinta kepada Waspada Online, malam ini.

Marapinta memaparkan, pelepasan lahan HGU dan eks HGU untuk akses jalan menuju bandara terkendala karena belum terbitnya persetujuan dari pihak Kementerian BUMN. Sementara pembebasan lahan untuk jalan layang di Jl Djamin Ginting baru terealisasi untuk 60 kepala keluarga (KK) dari total 110 KK yang lahannya terkena proyek.

"Padahal dana pembebasan lahan telah dialokasikan untuk akses ke Kuala Namu sebesar Rp20 miliar serta Rp10 miliar untuk pembangunan jalan di Kota Medan dan di Kabupaten Deli Serdang," tukasnya.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Sumut, Tunggul Siagian mengatakan, pihaknya sangat berharap agar realisasi akses jalan menuju Kuala Namu dapat terealisasi sesuai dengan schedule. "Namun hasilnya harus sesuai bestek, jangan hanya sesuai schedule tapi hasilnya tak sesuai bestek, seperti proyek runway yang terpaksa dibangun ulang," ucap Tunggul dengan nada ketus.

Dikatakan politisi dari Partai Demokrat ini, dirinya juga berharap agar hal ini juga berlaku pada proses pembangunan jembatan layang yang berada di kawasan Jl Djamin Ginting, karena jembatan layang itu nantinya akan berfungsi sebagai salah satu solusi untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas.

Tunggul juga berharap agar seluruh pihak yang terlibat dalam proses realisasi Kuala Namu mampu menjalin kerjasama yang serius untuk menyegerakan proses pembebasan lahan access road, dan segera melanjutkan tahapan pembangunannya. "Kita semua harus kerjasamalah untuk Kuala Namu. Selain itu kita juga harus bisa mengenyampingkan segala kepentingan tertentu dan fokus pada Kuala Namu, ini kan untuk kepentingan Sumut. Kita tak ingin Kuala Namu terus menerus mangkir dari schedule yang telah ditetapkan," pungkasnya.

(Waspada Online)

Selasa, 14 Juni 2011

Airbus BikinPesawat tembus pandang !

|0 komentar



Di masa depan, perjalanan menggunakan pesawat terbang tak lagi berasa di dalam tabung. Di mana hanya ada jendela kecil yang menghubungkan kita dengan dunia di luar. Nantinya, birunya langit, tebaran bintang di malam hari, Menara Eiffel dan piramida yang menjulang, langit yang 'mengamuk' akan terlihat jelas dari dalam pesawat. Adalah produsen pesawat Eropa, Airbus yang kini tengah mengembangkan konsep pesawat transparan. Para penumpang akan merasakan sensasi melayang di udara. Dinding kabin pesawat masa depan berupa membran dengan kaca transparan. Baik dinding samping kabin maupun atap pesawat. Para penumpang bisa dengan jelas melihat segala sesuatu di depan, samping, juga atas mereka. Dinding pesawat akan berubah tergantung dengan kondisi cahaya.


Menarik? Jelas untuk orang berjiwa petualang. Tapi pastinya tidak, untuk Anda yang punya fobia terbang. Kalaupun tak ada gangguan psikologis, penumpang kemungkinan besar akan membutuhkan penutup mata jika pesawat take off atau landing. Pesawat futuristik ini juga akan dilengkapi
 
dengan zona relaksasi dan bar untuk bersosialisasi. Uniknya, hiburan yang ada dalam pesawat itu digerakkan dengan energi dari panas badan para panumpang pesawat.

Sebagian besar teknologi yang digunakan dalam pesawat ini seperti bentuk kursi pesawat dan dan display atap bukan barang baru. Namun, bagaimana Airbus membuat dinding yang transparan masih jadi misteri. 'Konsep kabin berupa struktur bionik yang meniru efisiensi kerangka burung,' 
demikian klaim Airbus.
 
Struktur ini akan memberikan kekuatan, juga memungkinkan dinding kabin 'cerdas' ini mengatur suhu udara dan menjadi transparan untuk agar para penumpang bisa menikmati panorama sekitar. Kabin masa depan ini dirancang sejak tahun lalu oleh Airbus dikemas dengan teknologi yang ramah lingkungan: mengurangi bahan bakar, emisi, sampah, dan berisik.


Kabin juga akan dilengkapi 'zona interaktif', yang menyediakan game virtual seperti golf. Juga fasilitas konferensi interaktif. Kabin akan memebuhi kebutuhan para penumpang. Juga ada 'zona vitalisasi' yang dilengkapi udara yang ditambah vitamn dan antioksidan, pembangkit mood, aromaterapi, juga terapi akupresur. "Penelitian kami akan membuat penumpang pesawat pada 2050 akan menikmati pengalaman terbang yang yang tanpa batas, sembari melestarikan lingkungan," kata Airbus engineering executive vice-president, Charles Champion.



Read more: wisben.com on blogger: Airbus BikinPesawat tembus pandang !

Senin, 13 Juni 2011

Pajak Impor Pesawat Latih Hambat Sekolah Penerbangan

|0 komentar


Kekurangan tenaga pilot pada industri penerbangan nasional akan semakin parah karena kebijakan pemerintah yang mengenakan pajak impor  untuk mendatangkan pesawat latih untuk sekolah penerbangan swasta.
Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Perhubungan akan merekomendasikan ke Kementerian Keuangan agar pesawat latih untuk sekolah penerbangan swasta dibebaskan dari pajak sama seperti pesawat latih untuk sekolah pemerintah, keperluan negara dan niaga.
"Memang ada pesawat latih yang didatangkan oleh STPI Curug tidak terkena pajak. Sekolah penerbangan swasta juga bisa mendapatkan fasilitas ini dengan mengajukan rekomendasi pada Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pendidikan Nasional untuk mendapatkan persetujuan Kementerian Keuangan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan di Jakarta, Senin siang.
Dia mengatakan pesawat latih untuk sekolah penerbangan seharusnya tidak dikenakan pajak impor karena tujuannya untuk pendidikan, yang pada gilirannya akan menambah jumlah pilot untuk kebutuhan industri penerbangan di Tanah Air.
"Kami akan dukung sekolah swasta yang ingin mendapatkan penghapusan bea masuk itu. Kalau harga pesawatnya murah, tentu biaya sekolah penerbangan semakin terjangkau sehingga peminatnya makin tinggi. Ini akan menjadi solusi produksi pilot per tahunnya yang masih minim," tutur Bambang.
Bambang menambahkab STPI Curug, yang merupakan sekolah penerbangam milik pemerintah juga masih ada yang dikenakan bea masuk pesawat latih. "Baru-baru ini dua helikopter untuk latihan juga masih dikenakan bea masuk. Kami sudah ajukan ke Kemenkeu untuk dibebaskan," kata dia.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan memperkirakan kebutuhan penerbang (pilot) sepanjang 2011-2015 mencapai 4.000 orang atau 800 orang per tahun.
Namun, kemampuan pasok pilot dari sekolah penerbangan di Tanah Air, baik sekolah swasta maupun milik pemerintah, baru mencapai 320 orang per tahun atau 1.600 orang sampai 2015. Dengan kata lain, masih terjadi defisit kebutuhan pilot sebanyak 2.400 orang hingga 4 tahun ke depan.
Chairman National Aviation Management (NAM) Flying School Sunaryo mengatakan pihaknya sudah mengajukan permintaan pembebasan bea masuk pesawat latih ke Kemenhub.
"Kami sudah ajukan, tetapi dari Kemenkeu yang punya wewenang pembebasan bea masuk ini belum jawab. Kalau Kemenhub sifatnya pengantar," kata dia.


(Bisnis Indonesia)

Lion Air Janji Tak Telat Lagi

|0 komentar


Setelah Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengancam akan mencabut izin beberapa rute Lion Air, maskapai penerbangan milik pengusaha Rusdi Kirana itu bertindak cepat. Manajemen Lion Air berjanji memperbaiki sistem penjadwalan rotasi pesawat yang kurang optimal.
"Penyebab delay adalah ketidaksesuaian jadwal penerbangan. Antara modul yang satu dan yang lain tidak nyambung," ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Senin (13/6). Akibatnya, rotasi pesawat tidak berjalan dengan semestinya sehingga terjadi keterlambatan. Setiap keterlambatan di satu rute berpotensi mengakibatkan keterlambatan di rute berikutnya.
Karena itu, pihaknya berusaha memperbaiki sistem penerbangan. Sebab, jika dibiarkan, hal tersebut bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi perseroan. Dalam beberapa kali keterlambatan, Edward mengaku, Lion Air juga menelan kerugian. "Jadi, jangan dipikir kami suka terlambat. Sebab, itu merugikan kami," cetusnya.
Dia mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan Kementerian Perhubungan pada Jumat pekan lalu. Namun, Edward enggan menjelaskan lebih detail hasil pertemuan tersebut. Yang pasti, pihaknya telah menjelaskan penyebab keterlambatan itu dan potensi kerugiannya bagi perusahaan. "Kami sedang hitung kerugian akibat keterlambatan-keterlambatan itu. Mungkin pekan ini keluar," ungkapnya.
Mantan Komisaris Lion Air Oesman Sapta mengatakan, sebaiknya pemerintah tidak mengeluarkan statement yang bisa meresahkan pengguna jasa penerbangan. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengancam akan menutup sejumlah rute Lion Air karena sering terlambat. Menurut Oesman, hal itu bisa memengaruhi psikologis penumpang. "Nggak baiklah ancam-mengancam seperti itu. Kan, bisa dibicarakan," ujarnya.
Di sisi lain, dia berharap jika terjadi hal yang merugikan penumpang, semua pihak –termasuk manajemen Lion Air– harus instropeksi. Selain itu, harus dilakukan penegakan disiplin dalam melayani penumpang. "Semua usaha pasti punya kekurangan. Kalau distop, ada puluhan ribu penumpang dalam sehari yang tidak bisa diangkut," tegasnya.


(JPNN.com)

SBY Punya Pesawat Khusus, Presiden Lain?

|0 komentar


Akhir 2013 nanti, sebuah pesawat anyar akan datang ke Indonesia. Jenisnya Boeing Jet 2 seri 737-800 NG seharga US$58 juta atau Rp494 miliar. Harga ini sudah didiskon US$4 juta dari harga aslinya US$62.
Dana sebesar Rp200 miliar dalam APBN 2011 sudah dialokasikan untuk pembayaran uang muka pembelian pesawat. Mengapa harus ada pesawat kepresidenan? Pemerintah beralasan pembelian ini lebih menghemat jika dibanding harus menyewa pesawat setiap presiden melakukan kunjungan ke luar kota atau luar negeri. Alasannya, pada tahun 2010 misalnya, biaya sewa per tahun mencapai Rp180 miliar, atau Rp900 miliar selama lima tahun.
Jika Indonesia segera memiliki pesawat kepresidenan, bagaimana dengan negara lain? Ini beberapa di antaranya.


Amerika Serikat

Semua pasti telah mengenal burung besi kendaraan orang nomor satu AS, Air Force One. Sebenarnya sebutan ini berlaku untuk pesawat apapun, asalkan ada presiden AS di dalamnya.
Pesawat Boeing 747-200B yang dikontrol tiga kru di kokpit ini memiliki kecepatan maksimal 955 kilometer per jam dan membutuhkan landasan pacu sepanjang 3.190 meter.
Panjangnya 70,6 meter, lebar 59,6 meter, dan kabin pesawat selebar 6,1 meter. Air Force One mampu menempuh perjalanan hingga 12.700 kilometer tanpa henti, dan memiliki kapasitas bahan bakar maksimum 199,158 liter.
Sering disebut, Air Force One merupakan miniatur Gedung Putih. Begitu lengkap fasilitas yang ada dalam pesawat itu. Konon, dari dalam pesawat, Presiden AS bisa berkomunikasi dengan kapal selam AS maupun astronot yang sedang menjalankan misi.



Australia

Squadron 34 Royal Australian Air Force mengoperasikan armada VIP yang terdiri dari  737 pesawat Boeing Business Jet (BBJ) dan tiga Challenger 604 untuk digunakan para pejabat Australia: khususnya Perdana Menteri, Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan pemimpin partai politik. Pesawat ini digunakan dalam perjalanan lintas negara maupun domestik.
Dua pesawat BBJ itu tidak beli, tapi sewa selama 13 tahun, sejak tahun 2002. Pesawat ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti meja konferensi, suite kantor dan satelit komunikasi yang mumpuni dan aman. Baik BBJ maupun Challenger berbasis di Defence Establishment Fairbairn di Canberra dan dipelihara oleh Qantas Defence Services.


Singapura

Tak ada pesawat kepresidenan untuk Perdana Menteri Singapura. Pejabat, sampai level tertinggi bepergian menggunakan pesawat komersial yang dioperasikan Singapore Airlines.



Jepang

Jepang memang punya pesawat kepresidenan, namun penggunaannya tak hanya untuk presiden atau pejabat.
Negeri Sakura memiliki dua pesawat 747-400. Kebanyakan digunakan untuk mengangkut perdana menteri, kaisar dan keluarganya.
Namun, pesawat itu juga digunakan untuk mengangkut pasukan penjaga perdamaian, misalnya yang pernah dikirim ke Irak. Juga didesain untuk mengangkut warga negara Jepang yang mengungsi dari negara lain yang sedang mengalami gejolak politik, atau kekacauan pasca bencana. Pesawat milik Jepang dibuat di pabrik Boeing dalam waktu hampir bersamaan dengan  U.S. Air Force One VC-25. Keduanya dibuat di tahun 1990.



Malaysia

Perdana Menteri Malaysia dan keluarga kerajaan bepergian menggunakan Boeing Business Jet yang dioperasikan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia dengan nomor seri M53-01. Jika yang menaiki Perdana Menteri, pesawat akan dipanggil dengan nama 'Perdana One' atau 'Diraja One' jika yang naik adalah raja. Pesawat BBJ tersebut dibeli tahun 2003 dari Malaysia Airlines.



Korea Selatan

Pada April 2010, Presiden Republik Korea menggunakan dua pesawat  CASA CN-23, satu Boeing 737-300, dan Boeing 747-400 yang disewa dari maskapai Korean Air untuk jangka waktu lima tahun. Pemerintah Korsel sedang mempertimbangkan untuk membeli Airbus 380, Airbus 340-600, Boeing 777-300, atau Boeing 747-8 untuk pesawat kepresidenan. (Sumber: Wikipedia)

(VIVAnews)

Run Way Bandara Hanandjoedin Terlalu Pendek

|0 komentar


Bupati Belitung, Darmansyah Husein mengatakan Bandara Hanandjoeddin Tanjungpandan terlalu pendek dan tidak cocok lagi. Terlebih bila melihat potensi pariwisata Belitung yang luar biasa.
Pendeknya lintasan bandara menurut Darmansyah membuat para penerbang menerapkan positif landing. Salah satu teknik pendaratan pesawat yang menimbulkan hempasan yang sangat terasa dalam kabin penumpang.
"Namanya positif landing, itu adalah landing yang sip menurut orang penerbangan tapi sangat tidak nyaman untuk kita-kita yang naik," ujar Darmansyah dalam sambutannya diacara peresmian terminal penumpang Laskar Pelangi, Pelabuhan Laskar Pelangi Tanjungpandan, Sabtu (11/6/2011) pagi.
Ia mengatakan sejak dua tahun lalu usulan perpanjangan lintasan bandara sudah diajukan ke pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Usulan itu masuk dalam grand design bandara dengan arsitektur terminal yang futuristik. Namun usulan itu hingga kini belum ditindaklajuti oleh pusat.
Tak hanya itu, Darmansyah juga mengungkapkan bahwa maskapai penerbangan Garuda sudah menyatakan minatnya untuk membuka rute di Bandara Hanandjoedin. Namun keinginan Garuda mentok karena Kementrian Perhubungan ingin fokus pengembangan rute diarahkan ke wilayah Indonesia timur.
Sekian banyak kesempatan yang dimiliki Belitung terlewatkan. Namun menurut Darmansyah masih ada harapan saat Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) datang ke Belitung untuk mengikuti acara Sail Wakatobi-Belitung, bulan Oktober 2011 mendatang.
Darmansyah berharap SBY merasakan hempasan yang biasa dirasakan penumpang saat mendarat di bandara Hanandjoedin. Dengan begitu ada peluang munculnya instruksi dari SBY kepada Menteri Perhubungan, Freddy Numberi untuk memperpanjang lintasan bandara.
"Saya menunggu Pak SBY dihempaskan, dengan begitu baru dia (SBY) bilang sama Pak Freddy Numberi. Hey you perpanjang dong ini, gak enak nih, ini bandara sudah nggak cocok, sudah nggak cocok lagi untuk satu kawasan wisata yang luar biasa potensinya," jelas Darmansyah di hadapan undangan.
Saat dikomfirmasi usai acara peresmian, Darmansyah mengaku pernyataannya soal SBY memang agak kasar.
Namun itu disampaikan dengan harapan agar SBY ikut merasakan kondisi masyarakat saat mendarat di bandara Hanandjoedin.
"Jadi itu tadik, bahasa saya memang agak kasar, biar aja, biar SBY nanti dia merasakan tidak enaknya," jelasnya.
Selain itu Darmansyah juga mengatakan sudah pernah mendengarkan presentasi konsultan masterplan bandara Hanandjoedin. Dalam presentasi itu konsultan menyatakan berdasarkan prediksi jumlah penumpang makan pembangunan bandara baru bisa dilakukan dalam jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang.
Namun Darmansyah mengaku tidak setuju dengan pendapat itu. Menurut dia prediksi jumlah penumpang yang disampaikan oleh konsultan terlalu konservatif dan linier. Pertumbuhan jumlah penumpang justru akan lebih cepat saat pemda mendorong masuknya investasi bidang pariwisata.
"Kalau investasi bidang pariwisata sudah di dorong ini tidak liner, ini pasti akan parabola, akan naik, paling tidak multiple regresi," pungkas Darmansyah.
Terpisah, Kepala Bandara Hanandjoedin, Suharyadi Partodiyo mengatakan pernyataan Darmansyah cukup beralasan. Pendaratan pesawat akan lebih baik Jika bandara memiliki lintasan lebih panjang karena pengereman dilakukan dengan pendekatan yang berbeda.
Namun menurut dia memperpanjang landasan bukanlah pekerjaan mudah dan butuh proses yang panjang. Suharyadi mengatakan setidaknya saat ini pihaknya masih berjalan sesuai dengan master plan pembangunan bandara Hanandjoedin yang dibuat tahun 2008.
"Semakin panjang semakin baik, dan perlu diingat memperpanjang landasan itu biayanya besar, perawatannya juga mahal," jelas Suharyadi kepada Bangka Pos Grup, Sabtu (11/6/2011).
Berdasarkan masterplan lanjutnya, salah satu tahap awal pembangunan bandara adalah memperlebar landasan. Tahun ini, pelebaran dilakukan di sisi barat dengan menambah 7,5 meter masing di  kiri kanan landasan yang semula selebar 30 meter. Ia menjelaskan landasan diatas 1800 meter harus memiliki lebar landasan 45 meter. Sementara tahun depan bagian sisi barat yang bakal ikut dilebarkan.
Suharyadi menyatakan kondisi lintasan bandara saat ini sangat memadai dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Dengan panjang lintasan saat ini sepanjag 2000 meter, setidaknya bisa digunakan untuk pesawat Boeing seri 300, 400, dan 500.
"Semua izin pesawat di sini sudah disesuaikan dengan kapasitas bandara, kalau tidak memenuhi syarat, nggak mungkin dikasih ijin mendarat dan kita setiap tahun diaudit oleh pusat," jelas Suharyadi
Ia mengatakn berdasarkan masterplan, kegiatan perpanjangan landasan baru hingga 2250 meter akan dilakukan tahun 2020. Namun menurut Suharyadi rencana itu bisa dipercepat bila melihat pertumbuhan penumpang dan kondisi  Belitung yang sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia selain Bali dan Lombok.
Ia mengatakan paling cepat perpanjangan bandara itu baru bisa dilakukan tahun 2013. Namun itu harus dimulai dengan pengurukan tanah karena bagian ujung landasan sisi utara turun sekitar 3 meter dari landasan yang ada sekarang. Kegiatan pengurukan setidaknya harus berjalan satu tahun untuk mendapatkan kekerasan tanah yang ideal untuk pembangunan landasan.
"Rencana itu semua tidak menutup kemungkinan untuk dipercepat, kalau memang didukung dengan opini di tingkat atas, termasuk juga DPR," pungkas Suharyadi.


(Tribunnews)

Batal Terbang, Puluhan Ribu Penumpang Tumplek di Bandara Melbourne

|0 komentar


Debu vulkanik yang berasal dari letusan gunung berapi Puyehue-Cordon-Caulle yang terletak di Chile telah membuat 21.000 penumpang di Australia batal berangkat dan terlantar di bandara kota Melbourne.
Seperti dikutip dari news.com.au, akibat erupsi gunung berapi ini beberapa maskapai penerbangan seperti Qantas Airlines, Jetstar, serta Tiger Airways resmi membatalkan semua penerbangan baik yang akan ke luar maupun akan masuk ke Melbourne. Akibatnya, beberapa bandara di Australia dipadati oleh penumpang yang batal berangkat.
Penumpang yang terlantar ini kebanyakan merupakan penumpang dengan rute Melbourne menuju Sydney. Para penumpang tidak dapat menutupi kekecewaan mereka, karena informasi pembatalan penerbangan baru mereka dapatkan setelah di bandara.
"Saya sangat lelah sekali dan saya sekarang dalam keadaan sangat marah. Namun kami hanya dapat duduk di sini dan menunggu dengan penuh kekecewaan dan ketidakpastian," ujar salah seorang penumpang.
Juru bicara dari pihak Pelayanan Udara Australia, menyatakan bahwa abu vulkanik tidak berbahaya bagi jenis pesawat kecil. "Abu vulkanik berada di ketinggian 8,5 hingga 9,5 kilometer di atas kota Victoria, di mana itu merupakan wilayah udara yang biasa dilintasi oleh pesawat-pesawat berbadan lebar," terangnya
Partikel-partikel dari debu vulkanik yang masuk ke dalam mesin pesawat, dikhawatirkan dapat mengakibatkan mesin pesawat rusak atau mati tiba-tiba ketika penerbangan.


(Detiknews)

Apa Nama yang Tepat Bagi Pesawat Kepresidenan RI?

|0 komentar


Jika Amerika Serikat (AS) memberi nama pesawat kepresidenannya Air Force One, lalu apa nama yang pas untuk pesawat kepresidenan RI?

Mensesneg Sudi Silalahi memastikan bahwa pemerintah tak lama lagi akan mempunyai pesawat kepresidenan sendiri.

Akhir 2013, pesawat Boeing Business Jet 2 produsen pesawat asal AS akan rampung. "Mungkin akhir 2013," kata Sudi Silalahi di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (13/6/2011).

Menurutnya, kepastian pembelian pesawat kepresidenan itu sesungguhnya adalah kelanjutan dari kesepakatan yang telah ditandatangani pada 27 Desember 2010.

Setelah dinegosiasikan, harga pesawat tersebut turun hingg 4 juta USD. "Ini sudah berlangsung lama era sebelumnya proses berjalan," singkatnya.

Sudi menambahkan bahwa pesawat presiden ini tidak digunakan untuk pemerintahan yang sekarang. "Kita memikirkan pemerintahan yang akan datang, bukan kita, dan DPR sudah setuju" tandasnya.



(Inilah.com)

Penumpang Jotos Petugas Batavia Air

|0 komentar


Adu jotos sempat terjadi antara penumpang dan petugas Batavia Air di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Sabtu (11/6) lalu. Penumpang marah besar, karena hingga sore mereka tak juga diberangkatkan ke Jakarta.
Mestinya penumpang sudah berangkat pada pukul 11.50 WIB. Namun pesawat dari Jakarta baru tiba sekitar pukul 12.30. Ditunggu-tunggu, hingga pukul 14.00 para penumpang tak juga diminta naik ke pesawat.
"Setiap kali ditanya, katanya jadi berangkat. Tapi tak berangkat-berangkat juga. Ada yang mau tukar tiket dengan uang tapi tak boleh," ujar Yanti yang akan berangkat ke Jakarta bersama ibunya. Hingga sekitar pukul 14.00, penumpang mulai resah.
Apalagi ada beberapa dari mereka yang harus melanjutkan perjalanan ke kota lain. Termasuk Zein, penumpang asal Singapura yang akan meneruskan perjalanan ke Surabaya dengan menggunakan kereta. Jika sesuai jadwal, kereta tersebut sudah akan berangkat pukul 18.00 WIB.
Mereka akan rugi bila ketinggalan kereta, karena sebanyak 10 tiket eksekutif seharga Rp 330 ribu sudah dibeli. Beberapa penumpang mulai gerah dan bertanya ke petugas. Bahkan beberapa penumpang sempat marah besar, karena petugas yang ditanyai malah marah-marah.
"Akhirnya semua yang di ruang tunggu itu serbu petugasnya. Mereka marah karena tak berangkat juga. Petugasnya pun bukan ngaku salah dan minta maaf, malah marah-marah juga. Akhirnya penumpang yang emosi mukul petugas itu," sebut Yanti.
Petugas yang dipukul terlihat akan membalas, akhirnya beberapa penumpang lain merangsek maju. Petugas tersebut sempat merasakan dua bogem mentah bersarang telak di wajahnya. Petugas yang berada di balik meja ruang tunggu sempat terdesak, karena meja tersebut sempat didorong beramai-ramai oleh penumpang.
Penumpang lain yang bernama Teri juga sempat naik pitam. Karena petugas terkesan tak perduli dengan nasib penumpang, akhirnya ia membopong plang besar yang bertuliskan hak dan kewajiban penumpang serta maskapai, jika pesawat tertunda keberangkatannya.
"Saya sempat emosi. Habis itu saya istighfar," ujar Teri yang mengaku pada Senin (13/6) sudah harus melapor ke Uinversitas Indonesia, karena akan mengambil program S2. Aksi Teri tersebut tergolong nekad, pasalnya seharusnya ia tidak melakukan hal tersebut.
Karena di bahu kanannya pernah dioperasi dan dipasangi pen, sehingga ia tidak boleh mengangkat benda berat. Usai melakukan aksi tersebut, ia mengaku bahu kanannya terasa sakit. Tapi tak sia-sia, pada pukul 15.00, para penumpang diberi makan nasi.
Sebelumnya penumpang yang kecewa sudah minta pengembalian uang. Rencananya mereka akan  mengejar pesawat dari Batam. Namun hal tersebut tidak diperbolehkan pihak maskapai. "Pertama- tama memang tak boleh tukar uang. Tapi setelah dipukul itu, semua jadi boleh," kata Yanti. (tb/opi)
Penumpang Diinapkan di Hotel
DI anatara para penumpang yang kecewa karena batal berangkat tersebut, Irwan yang termasuk kecewa berat. Bagaimana tidak, pegawai di Kementerian Dalam Negeri ini seharusnya sudah berangkat sejak Jumat (10/6).
Ia mengaku rombongan mereka yang berjumlah 10 orang di tinggal pesawat. Seharusnya pesawat berangkat pukul 11.50 WIB. Mereka tiba di bandara pukul 10.45. Namun saat akan chek-in, mereka ditolak dengan alasan pilot tak mau lagi menerima.
Akhirnya rombonga yang tinggal empat orang tersebut, terpaksa naik penerbangan lain dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp 140 ribu per orang.
"Padahal tangganya masih ada, tapi kami ditolak. Tadi saya bilang sama mereka, kalian ini kualat sama saya. Bayangkan saja sekarang mereka rugi lebih banyak lagi," ujar Irwan.
Tidak hanya itu, Irwan juga kecewa karena keesok harinya rombongan tersebut harus berangkat ke Pontianak dengan pesawat Garuda pukul 10.00. Akhirnya rombongan itu minta refund dan menukar tiket dengan Sriwijaya yang
akan berankat Minggu (12/6).
Namun tetap kecil kemungkinan mereka akan bisa mengejar penerbangan ke Pontianak. Apalagi Irwan dan rekan-rekan sudah kehabisan pakaian bersih. Beberapa penumpang lain juga menukar tiket pesawat.
Dari informasi terangkum, kerusakan pesawat terjadi landing. Pesawat mengerem dengan keras dan baru bisa berhenti tepat di ujung landasan. Aksi mengerem keras tersebut membuat roda depan rusak.
Karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan penerbangan, akhirnya pukul 18.40 para penumpang yang akan tetap terbang dengan Batavia Air diinapkan di Hotel Pelangi dan Furia.


(Tribunnews)

Pesawat Zeppelin Gagal Mendarat di Jerman, Sang Pilot Tewas

|0 komentar


Sebuah kecelakaan Pesawat Balon Gas (Zeppelin) terjadi di lapangan udara Reichelsheim, dekat kota Friedberg, Jerman. Sang pilot tewas dan 3 penumpang mengalami luka-luka.

Keterangan dari pihak kepolisian setempat, 3 penumpang yang mengalami luka-luka merupakan jurnalis. Menurut para saksi mata seperti yang dikutip dari AFP, Minggu (12/6/2011), mereka sempat mendengar sebuah ledakan yang cukup keras, serta bau menyengat yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar minyak.

Dalam situs salah satu tabloid Jerman, Bild yang salah satu fotografernya berada di dalam pesawat naas tersebut, menyebutkan pada saat terjadi kekacauan, pilot sempat menyuruh semua penumpang untuk lompat menyelamatkan diri, sementara pilot sendiri berusaha untuk mendaratkan Zeppelin tersebut.

Pesawat Zeppelin ini sendiri melakukan penerbangan dalam rangka untuk meramaikan festival lokal yang sedang diadakan di kota Friedberg.


(Detiknews)

Penyebab Pesawat Susi Air Terperosok karena Baling-Baling

|0 komentar


Pesawat Susi Air jenis caravan C 208 B yang terperosok ke dalam parit diujung landasan pacu sebelah barat Bandara Bintuni, Papua, Rabu lalu ternyata mengalami kerusakan baling-baling. Akibatnya pesawat tidak bisa diberangkatkan dan diparkir disamping landasan pacu Bandara Bintuni.

Hingga kini pesawat tersebut masih terparkir di landasan pacu sambil menunggu sparepart pengganti berupa troppeler atau baling-baling. Teknisi Susi Air telah berupaya untuk memperbaiki baling-baling yang rusak.

Saat tergelincir Rabu kemarin pesawat tengah memuat sepuluh orang penumpang yang berangkat dari Sorong dengan tujuan Bandara Rendani, Manokwari.

Sementara itu pesawat Susi Air dengan jenis yang sama juga mengalami pecah ban Jumat sore. Pesawat dapat beroperasi kembali setelah ban depan yang pecah diganti.

Meski dua pesawat Susi Air dengan jenis yang sama mengalami masalah, namun rute penerbanagn ke Bintuni tidak mengalami perubahan jadwal.


(Metrotvnews)

Cuaca Buruk dan Migrasi Sistem Pemicu Penerbangan Lion Air Delay

|0 komentar
Delay secara beruntun yang dialami oleh Lion Air, ternyata akibat migrasi sistem penjadwalan kru dan cuaca buruk yang terjadi di daratan Sumatera beberapa hari lalu.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan delay yang terjadi beberapa waktu lalu, lebih disebabkan faktor teknis, di mana pesawat dialihkan ke bandara lain akibat hujan deras serta karena sistem schedule down.

Dia mengakui penerbangan di Pekanbaru, Riau, sering delay karena cuaca buruk sehingga memaksa maskapai untuk mengalihkan penerbangan atau divert ke bandara terdekat seperti Batam dan Medan.

"Divert ini untuk keamanan penerbangan, padahal dari sisi kami, delay juga merugikan kami karena menambah biaya operasional, seperti membayar perpanjangan jam operasional bandara terkait maupun satu bandara alternatif terdekat, juga memberi makanan kepada penumpang,"kata Edward di Jakarta, Minggu (12/6/2011).

Edward memberi contoh, untuk kasus delay di Pekanbaru, pihaknya merugi hingga 20 persen dari pendapatan tiket. Harga tiket penerbangan Jakarta-Pekanbaru PP Rp 600 ribu per orang, untuk pesawat yang digunakan Lion Air saat itu mengangkut 200-an penumpang karena menggunakan pesawat jenis Boeing 737-900 ER. Dengan demikian Lion Air merugi Rp 24 juta per penerbangan karena merugi 20 persen dari pendapatan tiket.


(Tribunnews)

Pemerintah Masih Evaluasi Pencabutan Rute Lion Air

|0 komentar


Pemerintah masih melakukan evaluasi terkait rencana pencabutan sejumlah rute Lion Air. "Dirjen sedang mengevaluasi, rute mana saja yang akan dibatasi," kata Menteri Perhubungan, Freddy Numberi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat 10 Juni 2011.

Sebab, keterlambatan penerbangan Lion Air sudah sering terjadi. Bukan hanya terjadi di Medan-Jakarta, Pekanbaru-Jakarta, Makassar-Jakarta. "Ke luar negeri saja mereka terlambat. Di Singapura,mereka sampai terlambat 1-2 jam. Ini kan tidak bagus," ujarnya.

Lebih lanjut Freddy mengatakan, pada evaluasi nanti tidak hanya dibahas terkait rute yang tidak bisa dilayani Lion Air dengan baik. "Kami evaluasi dan cabut pada titik tertentu, dimana mereka tidak bisa layani dengan baik. Kami bisa beri mereka rute yang bisa dilayani sama dia dan bisa ontime," kata Freddy.

Kementerian Perhubungan mengancam akan mencabut izin rute Lion Air jika penerbangan pesawat maskapai ini tertunda lagi. "Kami sudah memberi teguran sebanyak tiga kali," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi kemarin.

Penerbangan yang kerap tertunda dari yang dijadwalkan menunjukkan Lion Air tak bertanggung jawab atas rute pesawat. Menurut Freddy, maskapai ini tidak bisa mengatur manajemen waktu dengan baik karena banyaknya rute penerbangan.

Jika Lion Air tak bisa mengatasi masalah tersebut, dia mengancam akan mengalihkan rute kepada maskapai penerbangan lain. "Bisa diberikan kepada operator lain agar tidak terjadi gangguan."

Ahad lalu, jadwal penerbangan Lion Air bermasalah. Dua penerbangan dari Pekanbaru dan Medan dengan tujuan Jakarta tertunda hingga berjam-jam.

Saat pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, ratusan penumpang langsung meluapkan kejengkelan. Mereka mengancam akan menyandera pesawat bernomor penerbangan JP 293 itu dan menuntut pihak maskapai bertanggung jawab.

Kejadian serupa berulang pada Rabu lalu. Penumpang dari Bandara Hasanuddin, Makassar, harus menunggu dua jam sebelum berangkat ke Jakarta.



Ketika dimintai konfirmasi, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyatakan belum ingin menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan. Dia meminta Kementerian, sebagai otoritas penerbangan nasional, menyampaikannya langsung kepada perwakilan perusahaan.


(Tempo Interaktif)

Evaluasi Lion Air Bidik Kru dan Armada

|0 komentar

Kementerian Perhubungan masih mengevaluasi kinerja Lion Air terkait dengan sejumlah keterlambatan penerbangan di maskapai itu beberapa waktu lalu. "Proses evaluasi masih berlangsung," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti Singayudha Gumay akhir pekan lalu.

Menurut Herry, kantornya belum menetapkan target penyelesaian evaluasi lantaran ada sejumlah aspek yang harus ditinjau, termasuk kesiapan kru dan armada pesawat terhadap rute yang beroperasi. "Kami membutuhkan waktu. Evaluasi terkait pengaturan penjadwalan, bukan kelayakan udara," ujarnya.

Berdasarkan hasil evaluasi itu, pemerintah menilai kelayakan manajemen operasional. Jika jumlah kru dan pesawat yang dimiliki tak sebanding dengan rute yang dioperasikan, tidak tertutup kemungkinan Kementerian meminta maskapai mengurangi jumlah rute.

Pada 5 Juni lalu, pesawat Lion Air terlambat terbang hingga lima jam di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Keterlambatan sempat pula terjadi di rute Jakarta-Medan pada 6 Juni. Pesawat rute Jakarta-Makassar kembali terlambat pada 10 Juni di Bandara Soekarno-Hatta.

Juru bicara Lion Air, Edward Sirait, mengatakan perusahaannya sudah bertemu dengan Kementerian pada Jumat pekan lalu. Ia menjelaskan, penyebab delay adalah ketidaksesuaian jadwal penerbangan. "Antara modul yang satu dan yang lain tidak nyambung," katanya.

Namun Edward enggan menjelaskan lebih terperinci hasil evaluasi tersebut. Tapi Lion Air akan terus melakukan perbaikan sistem penerbangan. Apalagi, akibat keterlambatan itu, perusahaannya ikut merugi. "Kerugian sedang dihitung. Ada kemungkinan hasil perhitungannya keluar pekan depan," ujarnya.


(Tempo Interaktif)

Sering Delay, Lion Air Mengaku Rugi Besar

|0 komentar


PT Lion Mentari Airlines mengaku mengalami kerugian besar akibat keterlambatan jadwal penerbagan atau delay yang dialaminya pekan lalu. Maskapai itu sedang menghitung jumlah kerugian akibat keterlambatan tersebut.

"Pekan depan kami akan selesaikan perhitungan," kata Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air melalui telepon selulernya Ahad 12 Juni 2011.

PT Lion Air sudah tiga kali mengalami keterlambatan penerbangan pada pekan lalu. Di Bandara Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru, Minggu 5 Juni 2011, pesawat Lion terlambat hingga lima jam. Keterlambatan serupa terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin 6 Juni 2011 serta Jumat 10 Juni 2011.

Kementerian Perhubungan kini melakukan evaluasi terhadap keterlambatan Lion Air. Mereka memeriksa kesiapan kru dan armada pesawat dalam melayani rute penerbangannya.

Edward belum bisa menaksir jumlah kerugian yang dialami perusahaannya. Sebab saat ini, timnya sedang menelusuri data penerbangan yang terlambat pada masing-masing bandar udara.

"Data tersebut akan dikumpulkan untuk dihitung jumlah total kerugian," kata dia.

Ia menambahkan, perusahaannya tidak mungkin membiarkan keterlambatan terus terjadi, sebab masalah ini tidak hanya menimbulkan kerugian material. Bahkan, citra maskapainya juga ikut terancam. "Terlalu naif kalau menejemen membiarkan masalah ini," ujarnya.


(TempoInteraktif.com)



Minggu, 12 Juni 2011

Renovasi Bandara Soetta, AP II Kaji Terbitkan Obligasi

|0 komentar


PT Angkasa Pura (AP) II saat ini tengah melakukan kajian untuk penerbitan obligasi maupun pinjaman perbankan untuk renovasi Bandara Soekarno Hatta (Soetta).

"Sedang dilakukan kajian finansial. Apakah akan mengeluarkan obligasi atau pinjaman dari perbankan. Nanti dari kajian finansial tersebut baru akan diketahui secara keseluruhan besarannya," ungkap Direktur Utama AP II Tri Sunoko saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (10/6/2011).

Dijelaskannya, perkiraan biaya untuk renovasi bandara tersebut mencapai Rp12 triliun. Yang mencakup untuk terminal, bangunan pokoknya mencapai Rp5 triliun-Rp6 triliun.

"Untuk terminalnya, bangunan pokoknya Rp5 triliun-Rp6 triiun. Tapi secara keseluruhan sekira Rp12 triliun," terangnya.

Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan jika akan ada kemungkinan proyek ini dikerjakan bersama-sama BUMN yang lainnya. Sebab, nantinya dalam Bandara tersebut selain akan dibangun hotel juga terdapat Apartemen, pusat perkantoran dan juga pusat perbelanjaan.

"Kita ada rencana juga dengan BUMN yang lain. Tapi itu masih dalam pembahasan yang intens. Kajiannya mudah-mudahan tiga bulan. untuk selesainya 2014 akhir atau kuartal III-2014," tambahnya.

Seperti diketahui, AP II memang tengah mengerjakan beberapa pryek besar di 2011 ini. Salah satunya adalah renovasi Bandara Soekarno Hatta.

Renovasi tersebut nantinya akan merombak terminal I, dan selanjutnya untuk terminal II dan III juga akan dilengkapi. Sementara itu, sedang dipersiapkan pula untuk terminal IV yang saat ini sedang proses pembebasan lahan.

Dengan adanya renovasi tersebut, diharapkan bisa menampung lebih banyak lagi penumpang. Dari yang saat ini untuk terminal I, II, dan III hanya bisa menampung 22 juta penumpang per tahun, meningkat menjadi 62 juta per tahun.


(Okezone.com)

Lima Pesawat Hercules Perkuat TNI-AU

|0 komentar


Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Sabtu (11/6), mengatakan, lima unit pesawat angkut C-130 Hercules akan segera memperkuat TNI AU.

Kasau, seusai serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I, mengatakan, lima pesawat angkut C-130 itu akan tiba di Indonesia dalam dua tahun mendatang secara bertahap.

"Kami membutuhkan sembilan pesawat Hercules, dalam dua tahun ini semoga bisa dipenuhi lima dulu. Dengan penambahan sembilan unit itu, maka TNI Angkatan Udara akan memiliki 30 unit," katanya.

Ketigapuluh unit Hercules itu, lanjut Imam terdiri atas pesawat tanker sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon sebanyak 26 unit.

Ia menuturkan, untuk memenuhi sembilan unit Hercules kedepan maka pihaknya telah menjajaki beberapa tawaran dari beberapa negara.

"Dari beberapa tawaran itu, kami pilih yang terbaik," kata Kasau.

Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.

Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.

Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Namun, semua sebelum dihibahkan ke Indonesia telah mengalami perbaikan dan modifikasi.

AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.

Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan Angkatan Udara Norwegia.

Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.

Sedangkan Australia menawarkan Hercules Tipe J, sesuai hasil kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara Australia pada awal 2011, maka Australia akan segera menyerahkan hibahnya kepada Indonesia.


(Gatra Printed Edition)

Bandara Bintuni Bantah Landasan Pacu Tak Layak Didarati

|0 komentar


Pesawat milik Susi Air jenis caravan C 208 B mengalami pecah ban bagian depan saat mendarat di Bandara Bintuni, Papua Barat, Jumat (10/6) sore. Petugas teknisi Susi Air akan datang ke Bintuni, Sabtu (11/6), untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Kepala Bandara Bintuni Syaifuddin Sulaiman mengatakan garis polisi dipasang di sekitar lokasi kejadian. Itu untuk menghindari banyaknya warga yang berbondong-bondong menyaksikan pesawat tersebut. Syarifuddin pun membantah tudingan yang menyatakan landasan pacu di Bandara Bintuni tak layak lagi untuk pendaratan pesawat.

Kecelakaan terjadi saat pesawat akan mendarat sekitar pukul 15.30 WIB kemarin. Pesawat baru saja berangkat dari Manokwari menuju Bintuni. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa naas tersebut. Sembilan penumpang beserta dua kru pesawat selamat.
 
Pesawat itupun berencana akan kembali ke Manokwari. Tapi karena kecelakaan tersebut, pesawat tak dapat melanjutkan penerbangan. Pihak maskapai pun mengembalikan uang tiket calon penumpang.

Kecelakaan itu bukan satu-satunya yang dialami Susi Air sejak awal Juni 2011. Pada 8 Juni, pesawat yang sama tergelincir di sebelah barat landasan pacu Bandara Bintuni. Sehingga ban sebelah kiri terperosok ke parit sedalam satu meter.


(metrotvnews.com)

Bisnis Penerbangan Makin Ramai

|0 komentar


PT Mandala Airlines dan Pacific Royale Airways dipastikan bakal terbang tahun ini. Mandala tetap konsisten melayani penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) seperti sebelum berhenti beroperasi.

Investment Manager Saratoga Capital, Devin Wirawan, menyatakan pemilihan segmen ini mengacu pada salah satu pemegang saham, Tiger Airways. Menurut dia, Tiger sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah telah memiliki rekam jejak tersendiri. "Untuk hal ini, kami merasa yakin karena bekerja sama dengan rekan yang cukup kuat dalam LCC," katanya di Jakarta Kamis 9 Juni 2011 kemarin.

Saat ini, Tiger, kata Devin, telah mengoperasikan 26 Airbus 320 dan jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 68 unit pada akhir 2015. Maskapai ini pun telah melayani 35 kota tujuan di 12 negara dan daerah di Asia dan Australia

Adapun Pacific Royale akan berfokus pada segmen full service. Pemimpin proyek operasional Pacific Royale, Samudra Sukardi, mengatakan pemilihan segmen ini didasari pertimbangan peluang bisnisnya di Indonesia masih terbuka lebar. "Yang saya tahu, baru satu maskapai yang bergerak di segmen full service. Jadi, pesaingnya belum banyak," kata dia.

Samudra mengatakan tidak mungkin bersaing di segmen yang telah diambil banyak maskapai, yaitu penerbangan berbiaya rendah. "Sebut saja Lion Air, Batavia Air, dan AirAsia bergerak di segmen LCC. Ditambah lagi maskapai baru, Citilink," katanya.

Kehadiran Pacific Royale semakin meramaikan persaingan bisnis penerbangan di segmen full service dengan pesawat berbadan sedang. Selama ini, di Indonesia, baru Garuda Indonesia yang berkecimpung di bidang segmen full service.


(TempoInteraktif.com)

Popular Posts