NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Jumat, 20 Mei 2011

Masalah Mesin, Pesawat Qantas Harus Balik ke Bandara Bangkok

|0 komentar
Masalah Mesin, Pesawat Qantas Harus Balik ke Bandara Bangkok
Ilustrasi (AFP)

Bangkok – Pesawat milik maskapai Qantas lagi-lagi mengalami masalah saat penerbangan. Pesawat Boeing 747 tujuan London, Inggris itu terpaksa kembali ke Bangkok, Thailand sesaat setelah lepas landas. Ini terjadi dikarenakan pilot harus mematikan salah satu mesin.

Satu dari empat mesin pesawat harus dimatikan oleh pilot karena adanya "peningkatan vibrasi dan suhu tinggi".

"Pilot mematikan mesin itu dan sebagai pencegahan, kembali ke Bangkok," kata juru bicara Qantas seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (20/5/2011).

Pesawat yang mengangkut 308 penumpang itu kemudian mendarat dengan selamat di Bangkok.

"Pesawat bisa terbang secara aman dengan tiga mesin dan melakukan pendaratan normal di Bangkok tak lama kemudian," imbuh juru bicara tersebut.

Sebelumnya pada Selasa, 17 Mei lalu, pesawat Qantas yang bertolak dari Singapura menuju Melbourne, Australia terpaksa dialihkan ke Adelaide, Australia setelah pilot mendapati pesawat mulai kehabisan bahan bakar. Pesawat Airbus A380 itu diyakini boros bahan bakar dikarenakan cuaca buruk.


(ita/nrl)/detikNews










Rabu, 18 Mei 2011

Cathay Pacific Mendarat Darurat di Changi

|0 komentar
Insiden angkutan masal udara terulang. Kini peristiwa itu dialami oleh maskapai penerbangan Cathay Pacific. Akibatnya, pesawat dengan nomor penerbangan CX 715 rute Singapura–Jakarta tersebut mendarat darurat di Bandara Changi, Singapura.

Pihak Cathay mengonfirmasikan bahwa pesawat jumbo Airbus A330-300 itu terbang dari Changi pukul 00.54 waktu setempat. Namun, setelah terbang sekitar satu jam, pesawat berpenumpang 136 tersebut terpaksa mendarat darurat di Changi. Persisnya mendarat pukul 01.57 waktu setempat.

Saat mendarat darurat, pesawat itu berhenti persis di taxiway. Menurut pihak Cathay, muncul percikan api dari mesin nomor 2 pesawat itu. Awak kabin memastikan bahwa percikan api tersebut berasal dari mesin Rolls-Royce. Awak kabin lantas mematikan mesin itu. Sebab, dikhawatirkan kerusakan merembet.

Setelah berhasil mendarat, tim pemadam kebakaran yang sudah bersiaga di bandara langsung memadamkan percikan api. Pihak Cathay memastikan bahwa seluruh penumpang selamat dalam insiden tersebut. Mereka juga dievakuasi ke hotel terdekat. Sebagian besar penumpang pun sudah diterbangkan dengan pesawat lain ke Jakarta kemarin pagi.

Selanjutnya, pihak Cathay bersama tim dari Rolls-Royce melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab insiden itu. Mereka juga mengatakan sudah melaporkan kejadian tersebut ke Hongkong Civil Aviation Department.

Seorang pewarta foto, Beawiharta, yang berada dalam penerbangan itu, menuturkan terjadi dua kali ledakan selang 20 menit setelah pesawat lepas landas pukul 01.12. Setelah ledakan, pramugrari langsung mengambil semua makanan yang baru saja disajikan kepada penumpang.

Dilansir dari laman stasiun berita MSNBC, Beawiharta mengatakan, setelah terjadi ledakan, pesawat bergoyang kencang dan lampu kabin mati. Dia juga menyatakan mencium bau hangus di dalam pesawat. Seluruh penumpang kontan panik. Beawiharta menjelaskan bahwa penumpang di belakangnya mulai berteriak dan berdoa dengan suara kencang. Suasana pun menjadi ricuh.

Sesaat setelah itu, pramugari memberitahukan bahwa mesin terbakar dan pesawat harus kembali ke Singapura untuk memadamkan api. Semua penumpang langsung memakai rompi pelampung. Untung, pendaratan pesawat di Bandara Internasional Changi berlangsung mulus. Derai air mata mewarnai turunnya penumpang dari dalam pesawat itu.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S. Ervan menjelaskan bahwa kabar soal insiden yang dialami Cathay itu sudah diterima Kemenhub. "Kami yang mengonfirmasi ke Cathay," ucap dia. Tapi, Bambang mengatakan bahwa insiden tersebut belum masuk wilayah Indonesia. Karena itu, pihaknya tidak memiliki wewenang lebih untuk menyelidiki kasus tersebut.

Bambang memastikan bahwa Kemenhub sudah berkoordinasi dengan atase perhubungan KBRI di Singapura soal kecelakaan itu. "Saya belum bisa pastikan jumlah WNI di pesawat itu," ungkap dia. Tetapi, dia mengatakan, berdasar informasi dari atase, seluruh penumpang pesawat tersebut selamat dan berangsur diterbangkan lagi ke Jakarta.

(Fajar Online)








Sisa Bahan Bakar Pesawat Membahayakan Manusia

|0 komentar

TETESAN bahan bakar pesawat bisa menjadi partikel yang membahayakan kesehatan manusia.

Temuan tim peneliti dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, menunjukkan bahwa emisi pesawat terbang saat sedang parkir dengan mesin menyala di gerbang terminal atau ketika antre untuk lepas landas (takeoff) mengeluarkan tetesan minyak yang amat kecil.

Tetesan itu mengalami reaksi kimia ketika matahari menyinarinya dan menyebabkannya berubah menjadi partikel sangat kecil yang bisa menyusup masuk ke paru-paru, bahkan otak manusia.

Tim yang dipimpin Allen Robinson itu mengambil sampel uap pembuangan dari pesawat kargo militer KC-135. Sampel tersebut ditempatkan dalam tas berlapis teflon. Kemudian, mereka melakukan proses foto oksidasi (proses penyusutan permukaan polimer dalam oksigen atau ozon) dengan mengekspos sampel dalam tas terhadap sinar matahari atau sinat ultraviolet.

Hasilnya, sampel tetesan minyak tadi berubah menjadi partikel padat yang sangat kecil dalam jumlah banyak. Ukurannya cukup kecil untuk masuk ke dalam paru-paru atau otak orang yang bekerja atau tinggal di sekitar bandar udara.

Di sisi lain, emisi yang dihasilkan pesawat yang sedang bergerak atau ketika terbang, sebagian besar cenderung berupa partikel padat yang tidak akan bereaksi ketika terkena sinar matahari. Oleh karena itu, tidak ada bahaya kesehatan lain yang mengancam selain bahaya polusi yang sudah diketahui.

Hasil studi yang dipublikasikan dalam Atmospheric Chemistry and Physics ini menggarisbawahi fakta bahwa polusi pesawat terbang, khususnya yang terjadi di bandar udara, memiliki perbedaan mencolok dengan penghasil polusi lain seperti mobil dan pabrik dalam hal belum adanya tindakan yang dilakukan untuk mengurangi jumlahnya.

Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan polusi udara yang terjadi di bandar udara jauh lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya.

(Tribun Jabar)








Bandara Sepinggan Balikpapan Akan Kalahkan Juanda

|0 komentar
Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan semakin "terbang tinggi". Tak lama lagi, kemegahan bandara di selatan Balikpapan itu akan melampaui Bandara Hasanuddin Makassar, bahkan Bandara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Itu jika melihat rencana pengembangan bandara yang bakal menyedot Rp 1,5 triliun uang PT Angkasa Pura I (API).

Dari rencana pengembangan terminal yang saat ini sudah masuk tahap tender, satu-satunya bandara internasional di Kaltim itu akan memiliki 11 garbarata. Angka itu melebihi Hasanuddin yang memiliki 9 garbarata, dan menyamai Juanda dengan 11 garbarata. Terminal bandara pun akan menjadi salah satu yang terbesar di negeri ini dengan luas 110.000 meter persegi. Selain itu, runway bandara juga akan diperpanjang dari 2.500 meter x 45 meter menjadi 3.250 meter x 45 meter.

Dari design terminal yang diperoleh media ini di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan, bagian dalam terminal baru akan didominasi warna putih. Terminal akan mengusung konsep lingkungan, dengan banyak pepohonan yang ditempatkan di tiap sisi. "Bandarannya nanti bakal tambah besar, luasnya aja sampai 110 ribu meter persegi," kata Kepala Bappeda Balikpapan Suryanto, kemarin.

Terpisah, Humas PT AP 1 Bandara Sepinggan Abdullah Husein mengatakan, perluasan bandara tentu dilakukan bertahap. "Kemungkinan selesai tiga tahunanlah," tuturnya.

Husein menyebutkan, Presiden Bambang Yudhoyono (SBY) akan meletakkan batu pertama proyek perluasan bandara itu saat berkunjung ke Kaltim pada Juni mendatang. Diketahui, saat itu Presiden akan menghadiri Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Stadion Aji Imbut Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar).

Peletakan batu pertama akan dilakukan di depan VIP Room yang selama ini menjadi terminal untuk tamu kehormatan datang dan berangkat. Setelah peletakan batu pertama itu, dan Presiden kembali ke Jakarta via VIP Room usai acara di Tenggarong, bangunan itu akan dibongkar.

Perluasan  bandara nantinya berlokasi mulai dari VIP Room, terminal kargo,  kantor PT AP 1, hingga dekat tower bandara. Sehingga, jika sudah jadi, terminal baru akan berada di samping terminal yang sudah ada. "Terminal yang lama itu nanti akan dipakai untuk pesawat-pesawat kecil aja," kata Husein.

10 JUTA PENUMPANG

Jika sudah jadi,  diperkirakan bandara itu mampu menampung 10 juta penumpang per tahun. Saat ini saja -- data 2010, jumlah penumpang datang-berangkat via Sepinggan sudah mencapai 5.117.059 orang (per hari rata-rata 14 ribu). Sedangkan jumlah pesawat yang tiba dan datang tahun itu menyentuh 57.177 unit. Maskapai komersial untuk penerbangan domestik yang selama ini melayani penerbangan di Sepinggan yakni, Garuda, Merpati, Lion Air, Sriwijaya, Batavia Air, Mandala, Trigana, dan Susi Air.  Penerbangan internasional ada dua, yakni Silk Air tujuan Singapura dan Air Asia ke Kuala Lumpur, Malaysia. Itu tentu belum termasuk maskapai yang melayani kargo dan carter.

MAKIN PADAT

Jerry Stamber, pengamat Perkotaan di Balikpapan mengatakan, saat ini kondisi bandara di Kota Minyak itu memang sudah semakin padat, dan tak lagi representatif dengan terus terjadi peningkatan jumlah penumpang. Apalagi, jelas dia, sudah diketahui pula Bandara Sepinggan salah satu yang sibuk di Indonesia. Maka, perluasan tentu sebuah keniscayaan dengan melihat realita yang ada.

Lulusan sekolah marketing Singapura itu juga sudah mendengar, kalau ke depan, dengan terminal yang lebih luas, Sepinggan akan punya peran besar. Bandara ini akan berposisi seperti Bandara Soekarno-Hatta saat ini untuk wilayah timur Indonesia, tentu bersama Bandara Hasanuddin Makassar. Yakni, tiap penerbangan di kabupaten/kota di kawasan timur, akan melalui Sepinggan.

Di sisi lain, kata dia, perluasan bandara pun akan semakin membawa dampak positif bagi banyak hal di provinsi ini. "Dengan bandara diperbesar tentu akan memacu pertumbuhan ekonomi dan industri di Balikpapan dan Kaltim," kata Jerry. Kondisi ini akan semakin memperbaiki iklim investasi di Kaltim. Bandara yang lebih besar, investor akan semakin banyak dan mudah keluar masuk.

(Kaltim Post Online)








Liburan Sekolah, Penumpang Pesawat Bakal Naik 10 Persen

|0 komentar
Meningkatnya harga bahan bakar pesawat terbang atau avtur seperti tidak berpengaruh terhadap bisnis penerbangan nasional. Menjelang liburan sekolah pertengahan tahun ini, maskapai penerbangan dipastikan bakal mengalami pertumbuhan penumpang yang cukup signifikan. Para calon penumpang telah terdeteksi meningkat sebesar 5-10 persen dibanding hari-hari biasa. Bahkan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, hampir seluruh rute penerbangan mengalami banjir pemesanan.

"Tahun-tahun dulu, dalam liburan sekolah biasanya yang banyak penumpang adalah rute ke Denpasar dan Jogjakarta. Tahun ini pertumbuhannya merata, semua rute padat penumpang, ini dilihat dari pembukuan pemesanannya," kata Juru Bicara Sriwijaya Air, Agus Soedjono di Jakarta, Senin (16/5/2011).

Liburan sekolah telah dimulai di beberapa daerah pada pertengahan Mei ini. Liburan tersebut juga dimulai dengan long weekend Hari Raya Waisak. Menurut Agus, pada pemesanan tiket untuk penerbangan Mei dan Juni ini telah meningkat hingga 10 persen.

"Biasanya load factor (isian) pesawat mencapai 85 persen, tetapi saat ini telah terisi hingga 90-95 persen," jelas Agus.

Dijelaskannya, terus melonjaknya harga avtur tersebut belum berpengaruh terhadap animo masyarakat untuk naik pesawat, apalagi pada masa liburan sekolah ini banyak keinginan masyarakat untuk bepergian ke luar kota seperti untuk berwisata atau mengunjungi rumah saudara.

Sementara Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan, ada tren yang meningkat terhadap penerbangan pada masa liburan sekolah. Hal itu sudah biasa terjadi setiaptahunnya. Menurutnya, Lion tidak melakukan persiapan khusus, karena semua telah terantisipasi.

"Akan ada pertumbuhan, tetapi biasanya kapasitas kami masih mencukupi. Semua berjalan seperti biasanya, kalau ada permintaan penambahan penerbangan, baru akan kami pikirkan," kata Edwar Sirait.

Manajer Komunikasi Indonesia AirAsia (IAA) Audrey Progastama Petriny mengatakan, liburan tahun ini terjadi pertumbuhan yang cukup besar.

Menurutnya, pada April lalu saja terjadi pertumbuhan penumpang sekitar 28 persen.

"Load factor 77 persen naik dari 73 persen dibandingkan bulan April tahun lalu. Bulan Mei lagi berjalan, kira-kira trennya sama," kata Audrey.

(Tribunnews)








Dua Kotak Hitam Pesawat Merpati Dibuka

|0 komentar
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, mengatakan, rekaman pembicaraan antara pilot dan kopilot pesawat  MA 60 menunjukkan tidak ada kepanikan. Namun, apa saja isi pembicaraan pilot dan kopilot yang sudah dibaca, Tatang menolak mengungkapkannya. "Kami dilarang bicara soal itu. Kalau saya cerita, reputasi KNKT selesai," ujarnya, Selasa (17/5).

Dua kotak hitam (black box) pesawat milik PT Merpati Nusantara Airlines sudah bisa dibuka dan dibaca. Kedua kotak itu berisi rekaman pembicaraan di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) dan rekaman data penerbangan (flight data recorder/FDR). Pesawat buatan Xian Aircraft Industry Co Ltd., Cina, ini mengalami jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, 7 Mei. Semua penumpang dan kru pesawat tewas.

Percakapan dalam CVR, kata Tatang, berlangsung selama dua jam. KNKT hanya akan mengambil isi pembicaraan pada menit-menit terpenting sesaat sebelum pesawat jatuh. "Kami hanya perlu setengah jam terakhir. Sebelum itu tidak ada masalah." Dia hanya menegaskan, dalam penerbangan itu, "tidak ada kepanikan."

Selain isi pembicaraan pilot dan kopilot, CVR juga merekam percakapan terakhir pihak bandar udara dengan pilot yang bertugas. Tapi, Tatang menolak membeberkan isi pembicaraan tersebut. Alasannya, "Pasal 359 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Kami dilarang bicara soal itu."

Satu kotak hitam lainnya yang berisi rekaman data penerbangan, kata Tatang, masih dalam proses analisis. FDR didesain menggunakan bahasa Cina. Saat ini kotak hitam tersebut sudah dikirim ke pabrikan pesawat untuk dibuka dan ditransfer ke bahasa Indonesia. Setelah rampung, Cina langsung mengirimkan ke Indonesia dalam bentuk surat elektronik. "Email sudah kami terima, sementara alat dan orang KNKT masih berada di sana."

Saat ini, tim di lapangan terus berusaha untuk mengangkat rongsokan pesawat (wreckage) MA-60 itu. Begitu pesawat telah diangkat, tim pun akan memilah wreckage yang diperlukan untuk dibawa dan diteliti di laboratorium metalurgi dua universitas, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Penelitian laboratorium diperlukan untuk meneliti apakah terdapat fatigue failure atau instant failure di dalam pesawat tersebut. "CVR dan FDR tidak berbicara itu. Yang berbicara adalah laboratorium," kata Tatang.

Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan, tidak adanya kepanikan menunjukkan pesawat berjalan normal dan tidak ada sesuatu mengancam pesawat. "Berarti tidak mengarah ke technical problem."

Kemungkinan, kata dia, pesawat sebelum jatuh mengalami kehilangan gaya angkat atau bank stall. Hal ini didasarkan analisisnya dari orang yang melihat pesawat dalam kondisi miring. "Namun, analisis saya bisa jadi salah. Harus dibuktikan dari CVR dan FDR yang sudah ada di KNKT," ujarnya.  

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bhakti Singoyuda menyatakan, pihaknya tidak akan mengeluarkan pernyataan terkait penyebab jatuhnya pesawat. Pemerintah tetap melakukan aksi-aksi yang berdasarkan rekomendasi dari KNKT.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi memastikan, hasil penyelidikan kecelakaan pesawat Merpati butuh waktu sekitar tiga bulan. "Sekarang belum tuntas dianalisis," ujarnya. Sebab, untuk menyusun laporan kedua kotak hitam tersebut masih ada bagian yang mesti diambil untuk segera diteliti.

(Tempointeraktif)








Tetap Terbanglah di Indonesia Timur

|0 komentar
ABDULLAH Andi (35), warga Kaimana, Provinsi Papua Barat, harus segera berangkat ke Makassar, Sulawesi Selatan, karena istrinya akan melahirkan.

Ia lalu membeli tiket Merpati tujuan Makassar via Sorong. Meskipun tiga hari sebelumnya, Sabtu (7/5), pesawat Merpati MA-60 yang melayani rute Kaim ana-Sorong jatuh di perairan Kaimana, tak menyurutkan langkahnya.

Pada Selasa (10/5) pagi, Andi pun berangkat ke Sorong naik pesawat MA-60, yang terbang perdana pascakecelakaan, sebelum melanjutkan perjalanan dengan pesawat Merpati yang lebih besar ke Makassar. Selasa sore, dia sudah tiba di Makassar mendampingi istrinya melahirkan.

Jatuhnya pesawat MA-60 yang digunakan Merpati, sama sekali tidak membuatnya takut menumpang pesawat. Bagi Abdullah, kecelakaan sudah menjadi kehendak Ilahi yang tak bisa dicegah manusia. " Dari dulu saya selalu pakai pesawat kalau mau ke luar Kaimana," ujarnya.

Begitu pentingnya kehadiran pesawat, tergambar dari ucapan seorangb warga lainnya. Sebagai pemilik warung makan di Kampung Baru Kaimana,Opik Elom (42) mengatakan harga kebutuhan pokok seperti telur dan cabai bisa mencapai 50.000 per rak dan 60.000 per kg, karena keduanya belum dihasilkan di Kaimana. Semuanya harus didatangkan dari Timika, Manado, atau Surabaya.

Kalau didatangkan dengan kapal putih (kapal penumpang) butuh waktu 2-7 hari, sehingga terkadang sebagian barangnya sudah rusak dan busuk. Jika dengan pesawat, akan lebih cepat sampai dan kualitas barangnya lebih bagus.

Pesawat adalah pilihan pertama, karena belum ada jalan penghubung dari Kaimana ke kabupaten/kota lain di Papua Barat. Sementara moda transportasi laut belum bisa diandalkan. Kapal laut hanya singgah dua kali dalam sebulan, bahkan bisa lebih lama, saat gelombang laut tinggi yang memaksa kapal melaju lebih lambat atau terpaksa berhenti berlayar sementara.

Waktu tempuh kapal pun lama. Dari Kaimana ke Sorong, yang masih di Papua Barat saja butuh waktu dua hari. Bisa dibayangkan jika harus ke kota-kota besar di Sulawesi atau Jawa. Bisa sampai sepekan waktu terbuang di kapal.

Apa yang terjadi di Kaimana merupakan potret terhambatnya mobilisai masyarakat di Papua Barat dan Papua, sebab antarkabupaten dan kota belum tersambungkan oleh jalan darat.

Tak dipungkiri, keberadaan pesawat penting dalam membantu korban bencana alam, seperti saat terjadi banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, pada Oktober 2010 lalu. Pesawat mempercepat pengiriman bantuan darurat sekaligus pengiriman personil guna membantu korban banjir.

Di Maluku, provinsi yang 90 persen wilayahnya berupa laut, moda transportasi udara pun menjadi tumpuan. Bahkan tidak jarang, calon penumpang harus membeli tiket jauh-jauh hari karena tiket kerap tak tersedia lagi. Hal ini karena pesawat bisa mempersingkat waktu tempuh dari kabupaten/kota di Maluku ke Ambon sebagai ibu kota Maluku, hingga tinggal 30 menit sampai 90 menit.

Manfaat pesawat, kata Marzel Kesaulya (33), warga Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, penting untuk mengantar warga yang sakit dan membutuhkan perawatan segera di rumah sakit di Ambon, atau kota besar lain di Indonesia. Meskipun terbebani dengan harga tiket yang di atas Rp 1 juta, warga pun rela merogoh kantongnya dalam-dalam.

Sebelum ada pesawat, dibutuhkan waktu hingga dua hari dari Dobo untuk bisa ke Ambon dengan menggunakan kapal laut. " Jumlah penumpang selalu di atas 85 persen dari kapasitas pesawat," ujar Kepala Dinas Perhubungan Maluku Benny Gaspersz, beberapa waktu lalu.  

 

Lebih murah ke Jakarta

Dian Yasmin Wasaraka (29), warga Kaimana yang bekerja di Conservation International (CI) Indonesia, juga selalu menggunakan pesawat saat ada tugas ke luar Kaimana atau menjenguk keluarganya di Manokwari. Pesawat memudahkan dia menjalankan kerjanya. Namun, harga tiket pesawat dari Kaimana menuju kotakabupaten lain di Papua, tidak murah. Hal ini yang sering membuatnya sedih.

"Saya sering menangis kalau kangen ibu di Manokwari, tapi saya sedang tak punya uang untuk pulang untuk pulang. Saya ingin makan dodol durian buatan ibu saya," ujar Dian.

Sebagai gambaran, harga tiket pesawat Kaimana-Sorong sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,6 juta, harga tiket Kaimana ke Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat, berkisar Rp 1,8 juta, dan dari Kaimana ke Ambon di Maluku harganya Rp 1,6 juta.

Mahalnya tarif pesawat rute terbang di Papua, ataupun rute penerbangan di wilayah Indonesia Timur bukan rahasia umum. Untuk jarak pendek, dengan waktu tempuhnya kurang dari 45 menit, tiketnya rata-rata di atas Rp 1 juta.

Jika dibandingkan dengan wilayah barat Indonesia, jelas timpang. Bahkan, harga tiket Manokwari-Surabaya, sekitar Rp 1,5 juta, lebih murah dibandingkan rute Manokwari-Kaimana, meski jaraknya lebih jauh. Demikian pula harga tiket rute Ambon-Jakarta, berkisar Rp 900.000 sekali terbang.

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Papua, Acmad Rochani, mahalnya tarif tiket pesawat yang dibayarkan penumpang di Papua adalah bentuk kompensasi yang dibebankan maskapai penerbangan kepada para penumpangnya. Pihak maskapai sadar, terbang di wilayah Indonesia timur berisiko tinggi karena faktor cuaca, geografis, serta fasilitas bandara yang tak memadai.

Ketidaklayakan bandara, seperti landasan pendek dan sempit atau lokasinya yang sulit didarati, mengakibatkan sedikit maskapai yang berani mengambil risiko membuka rute penerbangan di Papua. Risiko transportasi pula yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok di kota/kabupaten kecil di wilayah timur Indonesia sangat mahal.

"Bukan hanya soal permintaan-penawaran, tetapi besarnya risiko itu yang diperhitungkan maskapai penerbangan, sehingga  mereka mematok harga tiket yang mahal dibandingkan di wilayah Indonesia lainnya," kata Achmad.

Kian terbuka dan mudahnya mobilisasi penduduk dan barang, baik di wilayah Papua maupun Maluku, sebenarnya mempercepat pembangunan di wilayah timur Indonesia. Bupati Kaimana Mathias Mairuma, Jumat (13/5), mengatakan, masuknya Merpati dan maskapai penerbangan lain di Kaimana mampu mendorong percepatan pembangunan di kabupaten yang dimekarkan tahun 2003 itu.

Potensi-potensi alam, seperti perikanan, minyak dan gas bumi, mulai dieksplorasi oleh perusahaan-perusahaan besar. Tak kalah menarik adalah wisata di Kaimana, seperti kemolekan senja di Kaimana dan alam bawah laut di perairan Pulau Triton dan Venu. Untuk mendatangkan wisatawan ke Kaimana harus didukung infrastruktur yang baik, salah satunya kelayakan bandara dan banyaknya penerbangan yang masuk ke sini, ujarnya.  

Minim fasilitas

Sebelum MA-60 beroperasi melayani penumpang di Kaimana sejak 2 April lalu, warga di Kaimana telah menggunakan pesawat Dornier 328 milik maskapai Express Air berkapasitas 32 penumpang, ATR 72-500 milik Wings Air berkapasitas sampai 70 penumpang, atau pesawat casa yang dioperasikan Merpati, dan juga pesawat sewaan seperti Trigana, Travira, dan Susiair, untuk ke luar Kaimana. Hingga kini, belum ada lagi maskapai lain yang tertarik membuka rute ke dan dari Kaimana.

Koordinator Badan SAR Nasional, Letnan Jenderal Nono Sampono, menambahkan, sebagian besar bandara di wilayah timur Indonesia kondisinya tak layak karena minimnya fasilitas. Salah satunya, ketiadaan lampu landasan yang mampu memandu pesawat mendarat di siang hari dalam kondisi cuaca buruk.

Saat ini, hanya infrastruktur bandara di Jayapura, Sorong, Manokwari, dan Merauke, berfasilitas relatif memadai. Sementara lainnya, kondisi landasannya pendek, lokasinya yang terhalang gunung, serta ruang tunggunya terlalu sempit untuk menampung penumpang yang kian banyak, karena jumlah kian penumpang meningkat. Pengajuan pihak bandara untuk perbaikan fasilitas belum juga ditanggapi dari kantor pusat.

Selain sarana, kepiawaian pilot mengendalikan pesawat saat cuaca buruk pun patut terus ditingkatkan, terutama karena cuaca di kawasan timur Indonesia bisa sangat cepat berubah jadi ekstrem.

Pendeknya landasan dan medan yang penuh tebing dan gunung di kebanyakan bandara di timur Indonesia, bisa menyulitkan penerbang. " Jika cuaca tak memungkinkan, pilot seharusnya tidak memaksakan mendarat, dan memilih mendarat di bandara terdekat lainnya, kata Gagarin Moniaga, Kepala Bandara Utarom, Kaimana.

(Kompas)








Popular Posts