NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Rabu, 21 Maret 2012

Anda Bisa Menjadi Lebih Baik dari yang Anda Sangka

John Chambers, CEO Cisco System, menceritakan pengalamannya sebagai murid yang harus berjuang keras di sekolah. Ia menemui kesukaran di dalam membaca dan menulis, namun kelak ia mampu meniti karier luar biasa hingga ia menempati posisi manajemen tertinggi dalam perusahaan terkemuka dunia itu.

"Bagi saya, membaca itu menyakitkan," ujar Chambers mengenang masa-masa sekolahnya sewaktu kecil, seperti dikutip oleh Jerry Porras (Success Built to Last). "Guru-guru saya berpikir saya tidak cukup pintar, dan saya juga merasa begitu. Saya tidak dapat memahami mengapa saya tidak dapat mengalami kemajuan seperti orang lain."

Pengalaman Chambers itu menyediakan hikmah tentang bagaimana persepsi orang lain tentang diri kita bisa berpengaruh demikian dalam terhadap apa yang kita pikirkan mengenai diri kita sendiri. Lantaran guru mengira Chambers tidak cukup pintar, ia pun menyangka dirinya memang seperti itu. Semakin buruk persepsi orang berpotensi semakin menenggelamkan diri kita bila kaki kita tidak kokoh berdiri.

Benarkah kita tidak bisa menjadi lebih baik? Benarkah kemampuan kita hanya sebatas ini?

Para ahli manajemen yang berlatar psikologi akhir-akhir ini mengingatkan kembali tentang betapa penting dan betapa berguna memiliki keyakinan mengenai kemampuan diri sendiri. Bukan hanya bahwa kita mampu meraih apa yang kita tuju, tapi juga meyakini bahwa kita bisa memiliki dan menguasai kemampuan itu.

Barangkali terlampau sering kita dijejali keyakinan bahwa kecerdasan kita, kepribadian kita, dan perilaku kita sudah tetap. Apapun yang kita lakukan, apa saja ikhtiar yang kita upayakan, kita tidak bisa bertambah baik. Mentok! Inilah pandangan yang ditanamkan oleh lingkungan kepada diri kita.

Apa akibat pandangan tersebut? Kita jadi lebih fokus kepada upaya mencapai sasaran atau tujuan sebagai suatu cara pembuktian diri. Ini loh saya, bisa kan? Padahal, mengembangkan diri dan menguasai kompetensi baru harus memperoleh perhatian lebih dari pencapaian suatu target.

Seperti juga Chambers, alih-alih membuktikan diri bahwa ia pintar membaca dan menulis, ia mengembangkan kemampuan lain yang kelak kemudian hari sangat membantunya dalam menempuh karier. Ia membangun kepintaran dalam berbicara, mempersuasi, dan menggali pandangan orang lain.

Tentu saja, sebagai CEO, ia mampu membaca dan menulis, tapi baginya menulis memo sekalipun masih tidak nyaman. Ia lebih memilih untuk bertemu dan berbicara dengan orang secara personal jika memungkinkan. Kemampuannya dalam memahami pandangan orang lain melalui percakapan serta kepiawaiannya dalam mempersuasi terus meningkat dengan seringnya ia bertemu orang lain.

Caranya mengatasi kesulitan menulis ini ternyata malah membawa keuntungan bagi Cisco. Dengan energi dan keyakinannya yang kuat melalui berbicara, Chambers mampu menarik para pelanggan dari berbagai belahan dunia bagi perusahaannya.

Tidak ada yang mandeg dan tetap. Setiap orang memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan diri. Tentu saja, untuk mampu menguasai hal-hal baru dibutuhkan keyakinan bahwa ia bisa menjadi orang yang lebih baik, berani menempuh kesukaran dalam upayanya itu dan mengapresiasi perjalanan itu sama berharganya seperti tujuan yang ingin diraihnya.

Begitulah, bila bisa menjadi lebih baik, menjadi baik saja tidaklah cukup. Dan setiap orang niscaya bisa. John Chambers telah membuktikannya.

(tempo.co)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts