NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Selasa, 20 September 2011

Pemkab Luwu Bangun Sekolah Penerbangan

Pemerintah Kabupaten Luwu menyikapi serius rencana pemerintah pusat untuk membangun Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP) di dekat Bandar Udara Lagaligo, Kecamatan Bua. Hal itu ditandai dengan dialokasikannya anggaran pada APBD 2011 senilai Rp3 miliar untuk membayar ganti rugi pembebasan lahan warga.

Lokasi pembangunan STIP itu kini telah ditetapkan pemerintah pusat dengan koordinasi Pemerintah Kabupaten Luwu. Tepatnya di Dusun Labokke, Desa Puty, Kecamatan Bua. Jika terealisasikan, kampus STIP akan berada di kaki bukit sehingga dijamin jauh dari kebisingan kendaraan.

Bupati Luwu Andi Muzakkar ketika ditemui di ruang kerjanya menuturkan, dalam proyek pendidikan itu, pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat berbagi tugas. Yakni, untuk pembebasan lahan seluas 50 hektare ditanggung Pemkab Luwu, desain bangunan menjadi tanggung jawab Pemprov Sulsel, dan pemerintah pusat menanggung biaya fisik pembangunan kampus. "Kami sudah mengalokasikan anggaran senilai Rp3 miliar melalui dinas pendidikan untuk pembebasan lahan warga. Proses pembebasan lahannya sudah berjalan," tutur Cakka sapaan akrab Andi Muzakkar.

Estimasi anggaran yang dibutuhkan, tambah Cakka, untuk pembebasan lahan dipatok harga dasar yakni antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per meter persegi. Sedangkan untuk desain dianggarkan senilai Rp1,4 miliar. "Anggaran fisiknya belum kami tahu karena itu akan ditanggung pemerintah pusat dan sementara disusun programnya di pusat," paparnya.

Menurut Cakka, jika program ini berjalan lancar, maka STIP Bua akan menjadi pusat penelor pilot, pramugari, dan teknisi pesawat kedua di Indonesia setelah Curug, Tangerang. "Kalau pemerintah pusat menunda program ini, maka Pemkab Luwu dan Pemprov Sulsel akan menggugatnya," tukas Cakka.

Sementara itu, seiring dengan pengembangan dunia pendidikan penerbangan, Kabupaten Luwu, khususnya Bandara Lagaligo juga akan menjadi bandara alternatif setelah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Andi Muzakkar menegaskan, ke depan seiring dengan pengembangan STIP, Bandara Lagaligo juga akan menjadi workshop pesawat. "Jadi, akan banyak hanggar dibangun di Bandara Lagaligo, Bua nantinya," sebut Cakka.

Kepala Bandara Lagaligo Bua, Hariadi ketika dikonfirmasi terpisah mengatakan, kesiapan lahan bandara juga sudah sangat mendukung. Kata dia, terdapat lahan sekira 103 hektare, sudah termasuk runway dengan panjang 1.400 meter dan lebar 30 meter. "Maksimalnya runway bisa mencapai 1.800 sehingga nantinya bisa diterbangi pesawat jenis Boing 737 seri 200," kata Hariadi.

Ditambahkan, berdasarkan rencana Dinas Perhubungan Sulsel, dalam mendukung STIP maka pemerintah juga akan membangun runway paralel khusus untuk digunakan mahasiswa STIP agar tidak mengganggu runway komersil. "Untuk hangar sekarang ini kami belum miliki. Fasilitas yang ada baru sebatas tower, armada pemadam, asrama bagi pilot dan pramugari, dan sejumlah sarana pendukung penerbangan lainnya," jelasnya sembari menambahkan bahwa pihak bandara juga tengah melakukan penambahan damkar kategori tiga untuk melayani peswat ATR 72.

Di sekitar Bandara Lagaligo, sebut Hariadi, juga masih terdapat ratusan bahkan ribuan hektare lahan masyarakat yang belum dibebaskan dan berpotensi untuk mendukung pengembangan bandara ke depannya.

(Fajar Online)


Support by :


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts