Kementerian Perhubungan masih mengevaluasi kinerja Lion Air terkait dengan sejumlah keterlambatan penerbangan di maskapai itu beberapa waktu lalu. "Proses evaluasi masih berlangsung," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti Singayudha Gumay akhir pekan lalu.
Menurut Herry, kantornya belum menetapkan target penyelesaian evaluasi lantaran ada sejumlah aspek yang harus ditinjau, termasuk kesiapan kru dan armada pesawat terhadap rute yang beroperasi. "Kami membutuhkan waktu. Evaluasi terkait pengaturan penjadwalan, bukan kelayakan udara," ujarnya.
Berdasarkan hasil evaluasi itu, pemerintah menilai kelayakan manajemen operasional. Jika jumlah kru dan pesawat yang dimiliki tak sebanding dengan rute yang dioperasikan, tidak tertutup kemungkinan Kementerian meminta maskapai mengurangi jumlah rute.
Pada 5 Juni lalu, pesawat Lion Air terlambat terbang hingga lima jam di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Keterlambatan sempat pula terjadi di rute Jakarta-Medan pada 6 Juni. Pesawat rute Jakarta-Makassar kembali terlambat pada 10 Juni di Bandara Soekarno-Hatta.
Juru bicara Lion Air, Edward Sirait, mengatakan perusahaannya sudah bertemu dengan Kementerian pada Jumat pekan lalu. Ia menjelaskan, penyebab delay adalah ketidaksesuaian jadwal penerbangan. "Antara modul yang satu dan yang lain tidak nyambung," katanya.
Namun Edward enggan menjelaskan lebih terperinci hasil evaluasi tersebut. Tapi Lion Air akan terus melakukan perbaikan sistem penerbangan. Apalagi, akibat keterlambatan itu, perusahaannya ikut merugi. "Kerugian sedang dihitung. Ada kemungkinan hasil perhitungannya keluar pekan depan," ujarnya.
(Tempo Interaktif)
0 komentar:
Posting Komentar