NIKMATI LAYANAN TRAVEL PRIBADI, BOOKING DAN CETAK SENDIRI TIKETNYA

BIRO TIKET PESAWAT ONLINE

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..



KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini


BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini


Senin, 27 Juni 2011

Ramai-Ramai Buka Sekolah Penerbangan



Terbatasnya stok pilot lokal, para maskapai harus memutar otak. Membajak pilot di maskapai lain memang menjadi cara yang paling gampang dan instan. Namun, ongkos "transfer" yang harus dibayar juga mahal. Karena itu, mau tidak mau mereka harus mendirikan sekolah-sekolah penerbangan.

Kepala Seksi Personel Pesawat Udara Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Faber Benyamin Sitorus mengungkapkan, Indonesia hanya memiliki sembilan sekolah penerbangan. Di antaranya, Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI) Curug, Wings Flying School (WFS) milik Lion Air, Aero Flyer School (AFS) milik Batavia Air, PT NAM Flying School, dan Bali International Flight Academy (BIFA).

Output sekolah penghasil pilot itu sangat seret. Setahun, kata Faber, sekolah tersebut hanya mampu menghasilkan seratus pilot. Kondisi itu diperburuk oleh ongkos sekolah pilot yang mencapai Rp 500 juta"Rp 800 juta. Padahal, jumlah pesawat terus bertambah. Tahun ini Garuda Indonesia dan Lion Air mendatangkan 20 unit pesawat. "Satu pesawat membutuhkan tujuh pilot. Itu berarti tahun ini dibutuhkan 280 pilot," jelasnya.

Di bagian lain, Corporate Communication Manager AirAsia Indonesia Audrey Progastama Petriny mengatakan, pihaknya juga mendirikan pusat pelatihan penerbangan bertaraf internasional. Itu ditujukan bagi seluruh maskapai penerbangan di Asia. Namanya, Asian Aviation Academy (AAA). Pelatihan terbang tersebut ditempatkan tak jauh dari dari Low-Cost Carrier Terminal di Sepang, Selangor, Malaysia.

"Tak hanya pilot-pilot AirAsia yang bisa mengikuti pelatihan di situ. Dari maskapai lain pun bisa. Selain itu, di situ kami menyediakan simulasi untuk pilot-pilot baru agar bisa menerbangkan pesawat-pesawat yang kami operasikan," tuturnya.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait juga menyebut demikian. Saat ini pihaknya memiliki sekolah untuk menciptakan pilot baru tersebut. Output dari sekolah milik Lion Air tidak akan "dijual", tetapi langsung dipercaya untuk menerbangkan pesawat Lion. "Itu komitmen kami," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, untuk bisa mengetahui apakah maskapai menggunakan pilot asing sebagai pegawai utama atau tidak, bisa dilihat dari sekolah itu. Kalau tidak memiliki sekolah sendiri, sangat mungkin maskapai tersebut lebih suka memakai jasa asing. "Saya yakin setiap maskapai punya sekolah itu," jelasnya.

Kepala Komunikasi Garuda Indonesia Pujo Broto tidak demikian. Dia menyebut Garuda memang tidak memiliki sekolah yang diatasnamakan perusahaannya. Tetapi, pihaknya sudah bekerja sama dengan sekolah penerbang lain seperti BIFA dan STPI Curug. "Setahun dua kali kami juga punya semacam training kompetensi," katanya.


(JPNN.com)

Support by :




0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts