Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Sulsel, Andi Masykur Sultan, kepada FAJAR yang menyertai kunjungan kerja ke Singapura-Malaysia, Jumat, 3 Juni, mengatakan, saat ini proses tender telah berjalan dan segera melajutkan proyek pengerjaan pengembangan kawasan.
Luas lahan Bandara Tana Toraja yang merupakan pindahan dari Bandara Pongtiku mencapai 225 hektare dengan panjang runway 1.900 meter. Ini merupakan lahan baru karena Bandara Pongtiku dianggap sudah tak layak karena tak bisa dikembangkan dengan terbatasnya lahan. Lokasi baru akan pindah ke Bonto Kunek, Kecamatan Makengdek Tana Toraja.
"Seluruh studi ditanggung Pemprov Sulsel, sedangkan lahan oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja. Tahun ini mulai berjalan yakni tahap pematangan lahan," jelas Masykur.
Penganggaran untuk pembangunan Bandara Tana Toraja, lanjut mantan Sekretaris Kabupaten Luwu ini, dikucurkan bertahap untuk lima tahun ke depan. Bandar udara ini menjadi bandara kedua terbesar di Sulsel karena diperuntukkan bisa melayani pesawat berbadan lebar untuk penerbangan regional.
"Kalau melihat panjang runway, maka bandara ini bisa melayni pesawat jenis Boing 737-100 seater. Bandara ini nanti juga memiliki dua runway sehingga berbeda dengan bandara perintis yang ada di Sulsel yang hanya memiliki satu runway dan panjangnya antara 900-1.200 meter," kata Masykur.
Hadirnya Bandara Tana Toraja yang belum diberi nama tersebut akan empat bandara perintis lain yang sudah ada yakni, Bandara Bone, Bandar Sekorampi Luwu, Bandara Masamba Lutra, Bandara Selayar, dan bandara swasta milik PT Inco di Sorowako Luwu Timur.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menuturkan Bandara Tana Toraja salah satu prioritas Pemprov Sulsel untuk tiga tahun ke depan. Bandara tersebut akan dijakan destinasi tujuan wisata.
"Untuk mencapai Tana Toraja dibutuhkan waktu sembilan jam. Makanya dengan kehadiran bandara tersebut diharapkan bisa connecting flay bandara nasional lain sehingga mempermudah kunjungan wisata. Perjalanan kami ke Singapura-Malaysia untuk mempromosikan itu. Destinasi kunjungan wisata ke Sulsel terbesar berasal dari kedua negara ini," kata Syahrul.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang baru saja connect dengan Singapura, lanjut Syahrul, akan memudahkan warga Singapura atau Malaysia masuk ke Sulsel. "Kami mendengar keluhan dari para biro perjalan wisata, bahwa memang Tana Toraja kalau bangkit, ya harus dipermudah orang masuk di sana. Tana Toraja sangat susah diraih dengan perjalanan darat," ungkap Syahrul.
(Fajar Online)
0 komentar:
Posting Komentar