Meski program itu baru akan dilakukan tahun depan, IATA dalam pertemuan dengan semua anggotanya di Singapura Senin, 6 Juni 2011 mengingatkan bakal adanya perang dagang antarmaskapai yang ketat.
Skema perdagangan emisi, Uni Eropa akan memaksa operator membeli izin untuk setiap ton karbon dioksida yang dikeluarkan dalam ambang tertentu. Uni Eropa menawarkan untuk membebaskan maskapai negara-negara yang dapat membuktikan mereka telah menurunkan emisi karbon.
Perwakilan dari negara-negara berkembang mengecam dan menilai aturan itu tidak adil. "Kami tidak memiliki tingkat kecanggihan dan kredit yang sama dalam perdagangan karbon," kata Vijay Mallya, Direktur Kingfisher Airlines India.
China Air Transport Association (CATA) berpendapat, program ini akan menambah biaya penerbangan Cina lebih dari US$ 100 juta pada tahun pertama dan lebih dari tiga kali lipat pada 2020.
CATA berencana menantang Uni Eropa di pengadilan. "Saya percaya kami harus mengambil tindakan hukum," kata Wei Zhenzhong, Sekretaris Jenderal CATA.
IATA menilai program dari Uni Eropa, yang dirancang untuk menangani emisi dari industri penerbangan, hanya akan meningkatkan biaya dan menambah beban yang pemulihan industri semakin berat.
"Efisiensi keuntungan, penguatan ekonomi global, ditambah tingginya harga bahan bakar," kata Direktur Jenderal IATA Giovanni Bisignani dalam rapat umum tahunan di Singapura kemarin.
Kemarin IATA secara resmi menurunkan target keuntungan dari sebelumnya US$ 8,6 miliar menjadi US$ 4 miliar. Alasannya, harga minyak yang tinggi serta gejolak di Jepang, Afrika Utara, dan Timur Tengah membebani pemulihan industri.
IATA meramalkan harga minyak rata-rata pada 2011 mencapai US $ 110 per barel, naik 15 persen dari US$ 96 tahun lalu. Ini akan menjadi masalah bagi maskapai penerbangan untuk menaikkan biaya tiket pesawat atau biaya tambahan bahan bakar untuk menutupi meningkatnya biaya produksi.
Industri penerbangan, menurut Bisignani, tetap akan menguntungkan, hanya tidak sebesar perkiraan IATA sebelumnya. "Banyak yang membuat kami kurang optimistis," katanya.
(Tempointeraktif.com)
0 komentar:
Posting Komentar