"Untuk menjaga on time performance, Kemenhub bisa memanggil Lion Air dan meminta penjelasan, bahkan mereview rute-rutenya. Kita duga jumlah rute Lion tidak sebanding dengan jumlah pesawat. Umumnya delayed terjadi pada sore dan malam hari kan, jadi saya kira review ulang bisa dilakukan," ujar pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo kepada detikcom, Selasa (7/6/2011).
Dia menambahkan, konsumen yang mengeluhkan keterlambatan pesawat Lion Air sudah banyak. YLKI tidak mentolerir kekerasan yang dilakukan calon penumpang karena kesal. Namun pihak maskapai harus menyadari, tidak adanya informasi yang memadai akan menjengkelkan konsumen.
"Ke depannya agar kasus seperti ini tak terulang, maka konsumen diberikan hak mendapat informasi, diberi kompensasi jika delayed karena masalah internal dan Kemenhub mereview ulang," tambah Daryatmo.
Sebelumnya, penumpang JT 770 rute Jakarta-Manado mengaku dibiarkan menginap selama 5 jam di ruang tunggu Bandara Hasanuddin, Makassar, pasa Sabtu (4/6) tengah malam hingga Minggu dini hari selama 5 jam.
Calon penumpang JT 095 rute Pekanbaru-Jakarta juga mengaku ditelantarkan pada Minggu (5/6). Pesawat yang seharusnya berangkat pukul 18.15 WIB, namun hingga 23.30 WIB tak kunjung terbang. Penumpang pun mengamuk dan hampir 'membajak' pesawat. Akhirnya para calon penumpang diterbangkan pukul 02.30 WIB.
Penumpang Lion Air tujuan Jakarta-Palu juga merasa berang. Menurut salah satu penumpang, Sam Purnama, seharusnya pesawat berangkat pada Minggu (5/6) pukul 17.00 WIB. Namun hingga pukul 22.00 WIB tak ada kepastian.
Akhirnya, para penumpang protes. Dua pilot pesawat dan empat kru yang melintas di bandara mereka 'sandera' pada Minggu malam. Drama 'penyanderaan' berakhir pada pukul 02.00 WIB. Para penumpang menuju Palu pun kini diterbangkan menggunakan pesawat Sriwijaya Air.
Peristiwa serupa terjadi lagi pada Senin (6/6) malam. Pesawat JT 564 rute Jakarta-Yogya yang seharusnya berangkat pukul 18.00 WIB baru diberangkatkan sekitar 22.30 WIB. Penumpang kesal karena tidak ada penjelasan dari maskapai dan tidak ada petugas di ruang boarding. Seorang petugas Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta 'disandera' sejumlah penumpang.
Pihak Lion Air mengklaim keterlambatan sejumlah penerbangan karena ketidaksinkronan sistem pengaturan kru. Namun perbaikan telah dilakukan. Lion Air melalui Direktur Umumnya, Edward Sirait, menyatakan tidak bermaksud menelantarkan penumpang.
Sementara itu Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti Singayudha Gumay menyatakan, kalau terbukti menelantarkan penumpang, Lion Air akan ditegur. Dirjen Perhubungan akan melakukan evaluasi jadwal penerbangan Lion Air yang disesuaikan dengan kemampuan maskapai yang bersangkutan. Selain itu akan dilihat juga keterkaitan jadwal penerbangan dengan jumlah kru yang dimiliki.
(detikNews)
0 komentar:
Posting Komentar