Keterlambatan penerbangan Lion Air dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan migrasi sistem. Lion Air kini menginvestigasi kegagalan sistem pengatur kerja awak pesawat itu. Dijanjikan, penerbangan Lion Air akan normal pada Senin (6/6) sore.
Demikian kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Senin kemarin di ruang kerjanya. "Enam bulan lalu, Lion memasang sistem baru meski baru berjalan Februari 2011," ujarnya.
Sistem baru sudah gagal dua kali. Pertama, pada Mei 2011, dan kejadian kedua pada akhir pekan lalu. "Dari dua kejadian itu, terlihat sistem gagal saat liburan panjang. Kami segera perbaiki, direksi tak tidur sejak akhir pekan," kata Edward. Hingga Senin siang, penerbangan ke Lombok, Pontianak, Surabaya, dan Pekanbaru masih terlambat 1-1,5 jam.
Perangkat lunak sistem pengatur awak pesawat, kata Edward, dipesan dari Swiss. Harganya 500.000 dollar AS (setara Rp 4,25 miliar). Dengan sistem itu, ada komputerisasi rotasi 600 pilot dan 1.400 pramugari Lion.
Kini Lion menerbangkan 65 pesawat, termasuk 49 unit Boeing 737-900 ER. Sementara Wings Air, anak perusahaan Lion, menerbangkan 15 unit pesawat. Tahun 2010, Lion menguasai 49 persen penerbangan domestik.
"Belum tentu perangkat lunak itu rusak. Dapat saja input awak pesawat tak benar sehingga data tak tersampaikan," kata Edward.
Perbaikan sistem
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, mengatakan, pemerintah mendorong perbaikan sistem supaya tak terjadi lagi keterlambatan.
Mulai Mei 2011, kata Bambang, dengan terbentuknya "Indonesia Slot Coordinator", seluruh keterlambatan dicatat. Dan, dalam waktu dekat, pemerintah akan menerapkan sanksi untuk maskapai penerbangan dengan keterlambatan yang tinggi.
Dari Pekanbaru dilaporkan, akibat penerbangan ditunda delapan jam, puluhan penumpang Lion Air JT 095 dari Pekanbaru tujuan Jakarta mengamuk dan memecahkan kaca kantor Lion Air di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Senin dini hari.
(Kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar